Klaten Bersinar
Tim Pengawasan Kesehatan Hewan DKPP Klaten Tak Temukan Hewan Kurban Terpapar LSD dan PMK
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dari puluhan tim yang diterjunkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten belum ada temuan Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Dari tim yang kita terjunkan tidak ditemukan hewan kurban yang terpapar PMK maupun LSD," tegas Kepala DKPP Kabupaten Klaten, Widiyanti kepada TribunSolo.com, Sabtu (1/7/2023).
Di kesempatan berbeda Widiyanti mengungkapkan pada momentum Hari Raya Iduladha 1444 H ini pihaknya menerjunkan 25 tim untuk memastikan hewan korban yang disembelih layak konsumsi.
Baca juga: Momen Bupati Sri Mulyani Saksikan Langsung Penyembelihan Hewan Kurban di Masjid Agung Al Aqsha
"Kita tahun ini menerjunkan 25 tim yang kita sebar ke seluruh wilayah kabupaten Klaten."
"Terdiri dari medis dan paramedis baik itu dari Pemerintah atau pegawai DKPP atau paramedis yang mandiri semua kita ajak bareng-bareng," jelasnya kepada TribunSolo.com.
Lebih lanjut, wanita yang akrab disapa Widi tersebut mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan daging hewan kurban aman dan layak untuk dikonsumsi.
Mengingat, sejumlah penyakit pada sapi dapat menurunkan kualitas daging tersebut.
Jika nantinya ditemukan hewan yang terjangkit penyakit, pihaknya akan memberikan rekomendasi kepada takmir masjid agar tidak membagikan daging tersebut.
Khususnya jika ditemukan cacing hati, lantaran penyakit itu tidak bisa dideteksi dari luar.
Untuk itu, perlu adanya pengawasan lebih lanjut khususnya pada saat proses penyembelihan.
"Jadi jika ditemukan hati yang warnanya tidak normal atau warnanya gelap perlu diwaspadai, (untuk tahu) perlu dipotong dan cek di dalamnya, apakah ada lubangnya atau tidak."
"Jika ditemukan kita sarankan untuk tidak dimakan atau dikonsumsi namun untuk dagingnya bisa tetap dikonsumsi," tegasnya.
Baca juga: Bupati Sri Mulyani Saksikan Ratusan Calon Kepala Desa di Klaten Suarakan Deklarasi Damai
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah memberikan edukasi khususnya kepada takmir masjid, agar mempermudah pengawasan saat penyembelihan.
Sebagai langkah antisipasi, pengawasan intensif telah dilakukan beberapa hari sebelum waktu penyembelihan.
"Yang lebih intensif lagi kita lakukan h-3 hingga h+ 3 pengecekan di lapangan, pada hari h pemotongan sampai dengan hari tasyrik kita lakukan pengawasan di proses penyembelihan," pungkasnya. (*/adv)
