Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mantan Rektor UNS Meninggal

Kata Kenangan Syamsulhadi buat Stafsus Menko PMK Ravik : Ingin Jadi Kepala Ayam atau Buntut Gajah

Staff Khusus Kementrian Koordinator Bidang PMK, Ravik Karsidi teringat kata-kata yang pernah diucapkan mendiang Syamsulhadi kepadanya.

Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Zharfan Muhana
Staff Khusus Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Stafsus Menko PMK), Ravik Karsidi 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Almarhum Prof. Dr. dr. H. M. Syamsulhadi, Sp KJ(K) merupakan mantan Rektor ke 6 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, wafatnya sosok beliau membuat rasa kehilangan bagi setiap orang yang dekat dengannya.

Salah satunya Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S.

Staff Khusus Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Stafsus Menko PMK) RI dan juga mantan Rektor UNS tersebut turut merasa kehilangan sosok almarhum.

"Saya merasa sangat kehilangan kepergian beliau, karena saya terus terang termasuk orang yang disiapkan. Saya memberi asistensi kepada dia (Prof. Syamsulhadi) sebagai wakil rektor yang membawahi saya. Kemudian menjadi wakil rektor beliau 2 periode," ujar Ravik kepada TribunSolo.com, Jumat (28/7/2023).

Syamsulhadi sendiri menurutnya adalah orang pintar, karena beliau alumni Universitas Gajahmada.

Baca juga: Prosesi Pelepasan Jenazah Syamsulhadi, Mantan Rektor UNS di Klaten : Dibuka Lantunan Alquran

"Waktu itu sebenarnya dia diterima menjadi dosen di fakultas kedokteran Gajahmada. Ini yang mungkin tidak pernah orang tahu," ungkapnya.

"Prof waktu itu mengatakan, 'sul, pengen dadi ndas pitik opo pengen dadi buntut gajah? Nak pengen dadi buntut gajah ning kene, UGM. Kalau mau jadi kepala ayam bablaso ke UNS sono'(Sul, ingin jadi kepala ayam atau ekor gajah? Kalau ingin jadi ekor gajah disini , kalau mau jadi kepala ayam terus saja ke UNS sana)," imbuhnya.

Guyon tersebut pernah dikenang oleh Ravik. Baginya, Syamsulhadi merupakan sosok yang suka bercanda, namun serius.

"Beliau (suka) bercanda tapi serius,kosa-katanya banyak tentang lucu-lucu. Katakanlah cenderung serius, kemudian kelakar untuk memecah suasana," paparnya.

Syamsulhadi sendiri juga masih terlibat aktif di UNS meski sudah tidak lagi menjabat sebagai Rektor, salah satunya menjadi pimpinan pertama Rumah Sakit UNS.

"Pada saat menjadi Rektor (Ravik), salah satunya dia konsisten bersedia memimpin rumah sakit yang sama-sama dirintis. Menjadi pimpinan pertama hanya sebentar, lalu diserahkan ke pimpinan baru prof zainal," ungkapnya.

"Lalu jadi ketua pengawas mengawal secara konsisten," tambahnya.

Baca juga: Cerita Keluarga Almarhum Prof Syamsulhadi, Mantan Rektor UNS 3 Bulan Dirawat di Rumah Sakit

Komunikasi terakhir dirinya dengan almarhum sendiri terjadi pada sepuluh hari yang lalu.

"Komunikasi terakhir Minggu (16/7/2023), saat itu kondisi beliau sadar tidak sadar tapi bisa mendengar," ujar dia.

"Dengar tadi beberapa hal seperti ndas pitik tadi dia guyu (respon)," tambahnya.

Sementara untuk sakit yang diderita Almarhum, Ravik mengatakan faktor usia beliau yang sudah menginjak 76 tahun.

"Prof sudah sepuh, (wajar) keluar-masuk rumah sakit," tutupnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved