Klaten Bersinar

Bupati Klaten Kena Prank Satpol PP dan Damkar di Karnaval Pembangunan, Bingung Berubah Tertawa

Dokumentasi Diskominfo Kabupaten Klaten
Prank Satpol PP dan Damkar Klaten melakukan operasi terhadap pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT), saat Karnaval Pembangunan, Minggu (20/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bupati Klaten, Sri Mulyani dan masyarakat Klaten dibuat bingung dan panik saat Karnaval Pembangunan, Minggu (21/8/2023).

Bagaimana tidak, Satpol PP dan Damkar Klaten melakukan operasi terhadap pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT) saat Karnaval Pembangunan berlangsung.

Mereka diamankan karena melanggar Perda Nomor 13 Tahun 2012 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3), termasuk Perda Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.

Baca juga: Bupati Sri Mulyani Bersama Masyarakat Saksikan Karnaval Pembangunan, Sempat Bagi-bagi Sayur Gratis

Bahkan ada aksi kejar-kejaran tak terhindarkan saat PGOT mencoba melarikan diri saat hendak diamankan petugas.

Reaksi tersebut membuat petugas harus bersikap tegas kepada beberapa PGOT agar bisa segera diamankan ke Kantor Satpol PP dan Damkar Klaten.

yasalam887buu
Prank Satpol PP dan Damkar Klaten melakukan operasi terhadap pengemis, gelandangan, dan orang telantar (PGOT), saat Karnaval Pembangunan, Minggu (20/8/2023).

6 orang diamankan dan diangkut menggunakan kendaraan Satpol PP dan Damkar Klaten.

Akibat kejadian tersebut, tak hanya masyarakat dibuat bingung.

Bupati Klaten dan Forkopimda Kabupaten Klaten juga merasakan hal yang serupa.

Namun raut wajah bingung dan panik itu berubah menjadi tawa saat akhirnya semua orang tersadar bahwa aksi itu hanyalah sebuah prank.

Seperti yang diungkapkan Subkoordinator Penindakan Satpol PP dan Damkar Klaten, Sulamto.

Ia menegaskan bahwa itu hanya prank atau lelucon yang sengaja dibuat untuk menyemarakkan Karnaval Pembangunan.

"Itu kemarin hanya aksi yang kita lakukan kemarin hanya prank," ungkapnya.

"Tujuannya untuk memberikan gambaran bahwa tugas kita dilapangkan seperti itu, kita gambarkan adanya perlawanan, kejar-kejaran," jelasnya.

Menurutnya, aksi teatrikal itu menjadi pertunjukan sekaligus penjelasan bagi masyarakat atas apa yang dilakukan oleh petugas saat melakukan penertiban.

Ia menambahkan, bahwa apa yang dilihat saat itu adalah hal yang sering dijumpai saat petugas melaksanakan penertiban di wilayah Kabupaten Klaten.

"Itu kemarin yang memerankan juga dari Satpol-PP."

"Kemarin saya juga terjun langsung untuk melakukan (aksi penertiban)," tambahnya.

Baca juga: Peserta Karnaval Budaya Klaten 2023 Unjuk Potensi Seni Budaya di Depan Bupati Sri Mulyani

Sulamto menyambut positif reaksi yang nampak dari penonton yang hadir pada kesempatan itu.

"Karena memang tidak ada yang tahu kita akan melakukan aksi itu, istilahnya kita nge-prank tapi tetap sesuai fakta dengan tugas dan aturan yang berlaku," pungkasnya. (*/adv)