Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kecelakaan Maut di Sukoharjo

SOSOK 3 Korban Kecelakaan Gran Max vs 2 Sepeda Motor di Sukoharjo : Siswa SMP, Aktif Organisasi

Korban kecelakaan maut antar mobil Daihatsu Gran Max vs dua sepeda motor di Sukoharjo rupanya masih duduk di bangku SMP.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com / Istimewa
KOLASE : Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan maut di Desa Mulur (kiri), foto semasa hidup Rafi Nuur Aziz, salah seorang korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut Grand Max vs 2 sepeda motor di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Senin (21/8/2023) (kanan) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Tiga korban kecelakaan maut antar mobil Daihatsu Gran Max vs dua sepeda motor Yamaha Mio dan Honda Vario di Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Senin (21/8/2023) masih duduk di bangku SMP. 

Mereka diketahui bernama Rafi Nuur Aziz, Fahri Aditya, dan Satria Surya Pradana.

Rafi dan Fahri merupakan warga Tebuireng, Desa Genengan, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

Sementara itu, Satria Pradana warga Ngadirejo, Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

Baca juga: Tangis Rekan Korban Laka Maut Desa Mulur Sukoharjo Pecah, Teringat Kebaikan Korban

Tiga orang tersebut merupakan siswa kelas 9 SMP di SMPN 1 Jumantono Karanganyar. 

Pembina OSIS dan Guru SMPN 1 Jumantono, Paidi (56) mengatakan korban merupakan siswa berprestasi.

"Rafi aktif di organisasi pramuka, Fahri juga baik, dan aktif organisasi sekolah, mereka anak-anak yang berprestasi," ucap Paidi kepada TribunSolo.com, Selasa (22/8/2023).

Paidi mengatakan pihaknya baru mendapatkan kabar tersebut sekira pukul 22.00 WIB.

Baca juga: KONDISI 3 Korban Kecelakaan Granmax vs 2 Motor di Sukoharjo : Alami Luka di Bagian Kepala

Pasca mendapatkan kabar tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan semua warga SMPN 1 Jumantono.

"Mereka merupakan salah satu siswa terbaik di SMPN 1 Jumantono, pengurus OSIS memantau sampai pemakaman," kata Paidi.

"Dan saat ini kami menurunkan bendera setengah tiang untuk sebagai simbol duka," tambahnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved