Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Piala Asia U23

Erick Thohir Masih Cari Pelapis Buat Timnas, Buka Kemungkinan Rekrut Pemain Lokal hingga Diaspora

Pihaknya tetap akan membuka diri merekrut pemain lokal dari kelompok umur klub Liga 1 Elite Pro Academy juga pemain diaspora di liga luar negeri

|
Tribunsolo.com/Ahmad Syarifudin
Ketum PSSI Erick Thohir saat ditemui awak media di Stadion Manahan, Selasa (12/9/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketum PSSI Erick Thohir merasa Timnas Indonesia U-23 masih banyak kekurangan dalam menghadapi kompetisi Piala Asia AFC U-23 di Qatar pada April 2024 mendatang.

Meski begitu ia tetap bangga Skuad Garuda bisa mengalahkan Turkmenistan pada Kualifikasi Grup K di Stadion Manahan, Selasa (12/9/2023).

"Kita harus bangga senang. Ini sejarah kita masuk kejuaraan AFC U-23 di Qatar. Dan tadi disampaikan Bapak Presiden lawan Turkmenistan nggak pernah menang," terangnya.

Menurutnya, pemain pelapis masih sangat terbatas sehingga saat terjadi rotasi tim menghadapi kesulitan.

Sejauh ini di lini tengah pemain yang cukup bisa diandalkan menurutnya baru Marcelino Ferdinan dan Ivar Jenner.

"Tapi kita masih banyak kekurangan. Kalau kita lihat di gelandang cuma ada Marcelino, Ivar. Pas ada rotasi kelihatan. Bahwa kita harus terus mencari pemain pelapis. Kenapa saya berkali-kali jangan berpuas diri. Jangan jadi euforia," terangnya.

Baca juga: Bangganya Presiden Jokowi Timnas Indonesia U-23 Bisa Kalahkan Turkmenistan 2-0 : Ini Sejarah

Baca juga: Potret Keramahan Jan Ethes ke Suporter Yang Nonton Indonesia vs Turkmenistan di Stadion Manahan

Meski ia bersyukur dengan performa yang ditunjukkan di babak kualifikasi, ia tidak ingin berpuas diri.

Untuk menghadapi kompetisi pada April 2024 mendatang pihaknya perlu melakukan banyak perbaikan.

"Alhamdulillah apapun catatan saya, saya rasa bersyukur lah. Tapi bulan April tidak mudah kalau tidak mempersiapkan benar-benar," tuturnya.

Pihaknya tetap akan membuka diri merekrut pemain lokal dari kelompok umur klub Liga 1 Elite Pro Academy.

Selain itu, ia juga mempertimbangkan pemain diaspora yang memiliki prestasi di liga luar negeri.

"Saya tentu ingin kompetisi lokal juga sudah membangun Elite Pro Academy. Kalau para pemain diaspora di luar negeri kita selalu terbuka yang penting tidak ada paksaan," jelasnya.

Menurutnya, baik diaspora maupun lokal bukan menjadi soal.

Hal yang paling penting adalah bagaimana mereka berkontribusi terhadap performa tim.

"Dan semua ingin membela merah putih. Termasuk pemain-pemain kita yang ada di Indonesia. Saya tidak mau terjebak apakah diaspora atau Indonesia sama aja yang penting merah putih," ungkapnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved