Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Timnas Indonesia

Timnas Indonesia Krisis Striker Lokal yang Rajin Cetak Gol, Eks Skuad Garuda Ini Ungkap Penyebabnya

Selama beberapa tahun, Timnas Indonesia tidak lagi memiliki bomber mematikan di depan gawang.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Ekspresi Yakob Sayuri dan Stefano Lilipaly setelah gol pertama timnas Indonesia ke gawang Burundi di Stadion Patriot, Sabtu (25/3/2023). 

TRIBUNSOLO.COM - Eks pemain Timnas Indonesia, Zaenal Arief menyoroti fenomena krisis striker lokal di skuad Garuda saar ini.

Selama beberapa tahun, Timnas Indonesia tidak lagi memiliki bomber mematikan di depan gawang.

Berbeda dengan posisi lainnya yang selalu ada regenerasi talenta muda.

Baca juga: Timnas Indonesia U-24 Dapat Bala Bantuan di 16 Besar Asian Games 2023, Persis Lepas Ramadhan Sananta

Sebut saja di posisi kiper, ada beberapa nama yang cukup menjanjikan.

Antara lain Nadeo Argawinata, Syahrul Trisna, Adi Satryo, Ernando Ari, dll yang masing-masing memiliki rentang usia berbeda.

Sementara di sektor bek, Timnas Indonesia punya kombinasi junior-senior sepertiĀ Jordi Amat, Elkan Baggott, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam.

Di lini tengah tak kalah menetereng.

Nama Marc Klok, Marselino Ferdinan, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, jadi langganan starter Timnas Indonesia.

Baca juga: Alasan Persis Solo Akhirnya Mau Lepas Ramadhan Sananta ke Timnas U24 : Demi Kepentingan Negara

Bandingkan dengan sektor penyerang, di mana Shin Tae-yong selaku pelatih kepala kerap memanggil nama-nama berbeda karena minimnya kontribusi mereka.

Nama striker lokal macam Dedik Setiawan, Kushedya Hari Yudo, Ezra Walian, hingga Ilija Spasojevic bergantian dipanggil Timnas Indonesia.

Sayangnya dari sederet nama itu, belum ada yang mampu menunjukkan kemampuannya sebagai predator di lini depan.

Baca juga: Eks Pemain Akademi Persis Solo Cetak Gol Kemenangan Indonesia, Timnas Amankan 3 Poin di Asian Games

Padahal, era 90-an hingga 2000-an timnas kebanjiran penyerang.

Mereka yakni Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, dan Boaz Solossa.

Memasuki era milenium, penyerang Garuda lebih variasi dengan masuknya pemain naturalisasi seperti Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim.

Terhitung hingga saat ini, terakhir kali timnas memiliki penyerang berkualitas tinggi pada tahun 2018 lalu.

Kala itu, Beto Goncalves sempat bersinar bersama Timnas U-23 Indonesia di ajang Asian Games 2018 silam.

Menanggapi fenomena ini, eks bomber skuad Garuda, yakni Zaenal Arief, mengungkapkan analisisnya.

Baca juga: Prediksi Skor Timnas Indonesia vs Kirgistan di Asian Games: Peluang Garuda Muda Amankan Tiga Poin

Menurut Zaenal, ketajaman striker saat ini mengikuti era sepakbola yang berubah.

Pasalnya di era sepak bola modern, penyerang dituntut untuk bermain lebih modern seperti menjemput bola ke belakang.

Sementara itu, mayoritas bomber lokal dinilai kurang mengikuti zaman.

"Itu ya, sekarang eranya sudah modern," ucapĀ Zaenal Arief, dikutip SuperBall.id dari Tribunnews.com.

"Beberapa mantan striker timnas kita yang lebih dulu, sering memperdebatkan sekarang kekurangan striker lokal ya."

"Karena kan memang eranya beda," jelasnya.

Selain itu, banyaknya klub lokal yang lebih percaya pada bomber asing turut mempengaruhi.

Dengan keadaan tersebut membuat para bomber lokal semakin kesulitan membuktikan diri karena minim menit bermain.

Oleh sebab itu, ia berpesan agar penyerang lokal untuk selalu tampil baik saat diberi kesempatan.

"Setiap klub sekarang sudah didominasi pemain asing untuk lini depan."

"Jarang sekali memberikan kesempatan untuk pemain lokal," imbuhnya.

"Yang jelas, harapan sih bahwa pemain depan itu harus tetap ada."

"Susah juga sih karena eranya sudah modern."

"Beruntung lah kalau (pemain) ada kesempatan menit bermain, harus sebisa mungkin ditunjukkan."

(*)

Sumber: SuperBall.id
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved