Klaten Bersinar
Meriahkan Hari Batik Nasional, Pembatik Desa Kebon Bayat Klaten Ajarkan Anak-anak Membatik
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Lestarikan warisan budaya dunia tak benda sekaligus peringati Hari Batik Nasional, puluhan anak-anak Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten ikuti kegiatan membatik bersama, Minggu (1/20/2023).
Selain upaya edukasi dan mengenalkan batik kepada anak-anak sejak dini, kegiatan ini sebagai langkah menguatkan Desa Kebon menjadi salah satu desa di Klaten yang kental dengan produksi batiknya.
Hal tersebut diungkapkan Dalmini (50), Ketua Pengelola Batik Kebon Indah Bayat saat TribunSolo.com mendatangi showroom Batik Kebon Indah, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten.
Baca juga: Bupati Sri Mulyani Beri Pesan Khusus Lewat Payung Songsong Agung untuk 67 Kades Klaten
"Jadi hari ini dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2023."
"Kita undang 50 adik-adik dari paud hingga SMP untuk membatik bareng, mulai dari menggambar, mencanting hingga selesai kain yang mereka batik," jelasnya.
Ia mengungkapkan, anak-anak dipilih menjadi sasaran edukasi agar mereka tahu bahwa di Indonesia memiliki salah satu warisan budaya tak benda yakni batik.
"Kalau anak-anak sejak dini sudah mulai dikenalkan dengan batik, bahwa batik adalah warisan nenek moyang yang harus dilestarikan," tegasnya.

Anak-anak memulai langkah dengan membuat pola diatas kain selebar 33 centimeter persegi.
Beragam motif mereka buat, mulai dari bunga, buah, daun, hingga hewan sesuai dengan imajinasi masing-masing menggunakan pensil.
Setelah motif jadi, mereka diajarkan tentang cara mencanting, yakni proses pengaplikasian malam atau lilin batik pada pola motif batik di pada kain.
Selanjutnya anak-anak akan mewarnai kain yang sudah dicanting, kemudian proses penguncian warna dalam bembatik.
Hal itu bertujuan untuk mengunci warna pada kain yang telah di beri pola batik dengan malam agar pola tersebut tidak bercampur dan mempengaruhi warna lainnya.
"Karena anak-anak suka warna cerah, maka dari itu kita lakukan pewarnaan dengan warna sintetis," jelasnya.
Langkah selanjutnya, kain batik tersebut dijemur terlebih dahulu hingga kering. Kemudian kain batik tersebut nglorod atau dicuci dengan ari rebusan.
Kain dilorod sekitar 10-15 menit, yakni direbus dalam air mendidih untuk melepaskan malam (lilin batik) dari kain.
Terakhir, kain dibilas atau dicuci bersih, baru kemudian dijemur.
Baca juga: 67 Kepala Desa di Klaten Dilantik, Bupati Sri Mulyani Berpesan: Pelaksanaan APBDes Harus Sesuai
Dijelaskan Dalmini, bahwa Batik Kebon Bayat tidak hanya menjual batik saja, namun di sana juga menerima program edukasi serupa untuk semua kalangan, mulai Rp 30 ribu hingga Rp ribu.
"Jadi kita juga membuka pelatihan untuk pelajar hingga umum, dan yang sudah mengikuti pelatihan dari seluruh wilayah Jawa Tengah dan beberapa provinsi lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Sabrina Aqilasa Zahra (10) siswi SDN 2 Kebon yang mengikuti kegiatan tersebut mengaku gembira.
"Jadi tadi membatik, lumayan sulit tapi menyenangkan."
"Sulitnya saat mencanting karena meluber kemana-mana, dan itu panas juga," jelasnya.
Pada kesempatan itu, ia menjatuhkan pilihan pada motif bunga karena cantik secara visual.
Selain bebas berekspresi, ia juga merasa bahagia karena bisa ikut memeriahkan Hari Batik dengan belajar langsung cara membatik dari para pengrajin.
Hal serupa juga dirasakan Alifa Zahra Ramadina (9).
"Tadi membatik, sebelumnya menggambar terus membatik dengan canting."
"Seru, menyenangkan karena enggak ada yang sulit saat membatik," ungkapnya. (*/adv)