Klaten Bersinar

Maksimalkan Potensi Lokal, DKUMP Dorong Pembuatan Rest Area Buah Durian di Jatinom Klaten

TribunSolo.com/Ibnu DT
Pedagang buah durian asal Desa Randulanang dan Beteng, Kecamatan Jatinom yang menjajakan buah durian lokal. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Melihat potensi durian jadi penggerak ekonomi masyarakat Kecamatan Jatinom, Klaten, Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten mendorong kehadiran sentra durian di wilayah setempat.

Selain tradisi sebaran atau Andhum Apem Yaa Qowiyyu Ki Ageng Gribik, Festival Durian yang digelar di Lapangan Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom pada Sabtu (27/1/2024) juga menjadi magnet masyarakat sekaligus ekonomi bagi pedagang durian.

Bagi pecinta durian, buah hasil kebun milik petani Jatinom itu memiliki cita rasa dan bau yang khas, yakni manis pahit sehingga laris manis di pasaran.

Tak ingin menyia-nyiakan potensi lokal, Kepala DKUKMP Klaten Anang Widjatmoko mengungkapkan ide lamanya membuat sentra durian di wilayah Kecamatan Jatinom.

Ide itu berawal dari penyelenggaraan festival durian yang terus menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun, itu terlihat dari animo masyarakat yang tak pernah surut.

Kala itu pihaknya berencana, menempatkan sentra durian bakal di pinggir jalan, agar menjadi daya tarik siapapun yang melintas di Kecamatan Jatinom.

Anang menjelaskan, festival durian bukanlah hal baru baginya, lantaran sebelumnya pernah menjadi Sekcam Jatinom. Sehingga ia tahu persis tentang festival durian tersebut.

Untuk itu, ia tak ingin membuang peluang untuk mengangkat potensi lokal Klaten dengan menggandeng pelaku UMKM setempat.

"Saya melihat animo dari masyarakat luar biasa. Pernah diajak diskusi semacam transit atau rest area khusus durian (di Jatinom)," jelasnya.

"Mudah-mudahan dengan animo masyarakat seperti ini kami selaku dari DKUKMP bisa mewujudkan hal tersebut (sentra durian)," tambahnya.

Ingin melihat potensi itu lebih dalam, saat pelaksanaan festival ia memilih berkeliling untuk melihat pedagang durian yang tak pernah sepi pembeli.

”Saya jalan-jalan (di Festival Durian Jatinom) potensi UKM luar biasa. Produk pertanian dan perdagangannya laris semua. Harapannya bisa berkembang baik,” ujar Anang.

"Kedepan saya berharap ada sentra buah durian di sini (Jatinom) dan bisa direalisasikan," pungkasnya.

Menurutnya, keberadaan sentra durian akan mempermudah pemasaran sekaligus menarik minat masyarakat dari berbagai daerah untuk membeli dan menikmati buah durian lokal Jatinom.

Keberadaan sentra durian bakal menjadi angin segar bagi para pedagang, terlebih bagi pedagang yang tidak memiliki tempat berjualan tetap.

Seperti, Suparman (45) yang berasal dari Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Klaten yang ditemui saat pelaksanaan festival durian beberapa waktu lalu.

Gelaran festival durian itu membuatnya senang, lantaran ia tak perlu jauh-jauh menjual durian hingga ke Solo atau Sukoharjo.

Bahkan lapak yang ia dirikan dari terpal plastik tak pernah sepi pembeli. Silih berganti pecinta durian datang dan pergi membawa pulang durian pilihannya.

Kepada TribunSolo.com ia mengaku dalam sehari bisa menjual hingga ratusan durian dengan berbagai varian harga mulai dari Rp 15 ribu dan yang termahal Rp 130 ribu.

"Kalau sehari saya bisa jual sampai 200 sampai 300 durian, tapi karena ini yang jualan banyak semoga bisa naik 100 persen," jelasnya.

Hal sama dirasakan Sarmini (53) warga Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom, Klaten yang menggeluti bisnis tersebut sejak masih muda. Terhitung hingga kini ia sudah lebih dari 20 tahun jadi penjual aktif durian.

Cukup menggelar lapak tepat di seberang Lapangan Desa Randulanang tempat biasanya ia berjualan. Omsetnya naik drastis naik hingga 200 persen dibandingkan hari biasa.

"Biasanya jual 40-50 biji perhari, tapi saat festival ini bisa naik sampai 200 persen," ungkapnya kepada TribunSolo.com.

Angka tersebut ia dapat usai menjual durian dengan beragam varian harga, mulai Rp 15 ribu hingga yang termahal Rp 75 ribu. Harga tersebut tergantung dari ukuran buah hingga cita rasa yang dihasilkan.

(*/adv)