Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Karanganyar

Waspada Kasus DBD Makin Marak, Dinkes Karanganyar Sarankan Langkah PSN dan 3M Plus Ketimbang Fogging

Dinkes Kabupaten Karanganyar menyarankan kepada masyarakat untuk menerapkan PSN daripada menggunakan Fogging atau teknik pengasapan.

Dok. Dinkes Kabupaten Karanganyar
Poster Gerakan Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Penambahan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karanganyar membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Bahkan, Dinkes Kabupaten Karanganyar menyarankan kepada masyarakat untuk menerapkan PSN daripada menggunakan Fogging atau teknik pengasapan.

Baca juga: Demam Berdarah Sudah Makan Korban, Warga Sragen Diminta Waspada, Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Kepala Dinkes Kabupaten Karanganyar Purwati mengatakan cara PSN lebih efektif daripada cara Fogging untuk memberantas sarang nyamuk.

"Kami sarankan masyarakat untuk lakukan PSN untuk cegah DBD di Kabupaten Karanganyar," kata Purwati, Selasa (19/3/2024).

Purwati mengatakan penyakit DBD muncul dari nyamuk Aedes Aegypti.

Dia mengatakan, pencegahan perkembangbiakan nyamuk itu menggunakan cara PSN 3M Plus.

"PSN 3 Plus yaitu cara memberatas sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup dan mendaurulang," kata Purwati.

Ia menjelaskan, masyarakat menguras tempat yang sering menjadi tempat penampungan air, seperti bak mandi, tangki air, dan drum.

Selain itu, menggunakan obat anti nyamuk atau memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

"Selain itu, masyarakat juga bisa memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah, menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras," kata dia.

Baca juga: Waspada Nyamuk Aedes Aegypti! Ada 15 Kasus DBD di Kecamatan Sawit Boyolali, Dinkes Lakukan Fogging

Kemudian, masyarakat menutup rapat-rapat tempat penampunan air.

Serta mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

"Langkah ini jauh lebih efektif dibanding melakukan fogging," ungkap dia.

Ia mengatakan, pemberatasan sarang nyamuk menggunakan cara fogging hanya mematikan nyamuk dewasa saja sedangkan telur dan jentik nyamuk tidak akan mati dengan fogging.

Selain itu, apabila melakukan fogging secara terus menerus bukan membuat nyamuk mati justru menjadikan nyamuk kebal terhadap racun serangga.

"Asap Fogging dan residunya juga berbahaya untuk kesehatan, sehingga mari gunakan cara PSN serentak 1 minggu sekali di lingkungan kita untuk mencegah DBD," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved