Keren! Cara BPJS Kesehatan Wilayah VI Jateng-DIY Petakan Faskes Agar Merata, Pakai Aplikasi HFIS
BPJS Kesehatan kini memiliki cara tersendiri untuk memetatakan faskes yang bekerjasama. Mereka menggunakan aplikasi.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Upaya pemerataan fasilitas kesehatan dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dengan cara distribusi kerjasama.
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Direksi Wilayah VI Jateng-DIY, Mulyo Wibowo saat kegiatan workshop dan media gathering BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah VI di Kaliurang, Sleman.
Ia memaparkan aplikasi Health Facilities Information System (HFIS), yang bertujuan untuk memonitor serta sebagai sarana pelaporan data profiling fasilitas kesehatan.
"Kami membuat peta, dimana disitu ada daerah merah, kuning, hijau. Nah kami dalam hal kerjasama, terutama daerah pinggiran kami melihat peta itu," ujar Wibowo.
Daerah merah merupakan daerah yang terdapat banyak fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama, sementara daerah hijau masih sedikit fasilitas kesehatan yang bekerjasama.
"Kalau daerah itu sudah merah, maka kami minta agar kalau bisa kerjasama dengan daerah hijau. Disitu belum ada faskes kersajama, ini agar upaya kami memeratakan distribusi kerjasama," ucapnya.
Baca juga: Puluhan Ribu Peserta BPJS Kesehatan di Solo Jateng Non-Aktif, Didominasi Peserta Mandiri
"Ini juga kami sampaikan ke dinas kesehatan, jadi dalam hal nanti memberikan izin-izin faskes sebaiknya juga melihat peta ini. Kalau sudah terlalu jenuh warna merah disitu, tolong untuk bisa diarahkan ke daerah hijau yang disitu justru membutuhkan," tambahnya.
Wibowo mengatakan bila daerah perkotaan sudah banyak yang merah, seperti Semarang di Jawa Tengah.
"Kalau di Jogja ini sudah mayoritas merah, kecuali kami masih melihat ada daerah Gunungkidul itu masih agak hijau," jelasnya.
Namun demikian, hal tersebut hanya merupakan acuan mengarahkan kerjasama untuk distribusi.
Wibowo menjelaskan bila memerlukan cost yang besar untuk mendirikan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan mempertimbangkan segi bisnis. Pihaknya mencoba dengan klinik.
"Karena kalau mendirikan faskes yang besar di daerah yang masih pinggiran itu pasti kostnya besar, tapi kalau klinik kan lebih ringan. Kita akan memperkuat itu kerjasama dengan para klinik," pungkasnya. (*)
Nenek Endang Tak Tahu Ada Mediasi Kekeluargaan Sebelum Dilaporkan Polisi: Cuma Tahu di Polda Jateng |
![]() |
---|
Pemkab Klaten Dukung Upaya BNN Jateng, Tingkatkan Penanggulangan Narkoba |
![]() |
---|
Keren! Siswa SDICT Al Abidin Surakarta Raih Prestasi Membanggakan di Berbagai Kejuaraan Renang |
![]() |
---|
Visibilitas dan Kontrol Jadi Kunci Berkendara saat Hujan Melanda |
![]() |
---|
DPC PDIP Solo Dorong FX Rudy Jadi Definitif Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Ini Alasan Di Baliknya! |
![]() |
---|