Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Musik

Kisah Parastoo Ahmady Penyanyi Iran yang Ditangkap Polisi Setelah Tampil Nyanyi Tanpa Hijab

Di Iran, ada aturan bagi perempuan yang sudah melewati usia pubertas diwajibkan mengenakan hijab di depan umum.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Instagram
Parastoo Ahmadi 

TRIBUNSOLO.COM - Di media sosial tengah ramai berita seorang penyanyi di Iran, bernama Parasto Ahmady ditangkap polisi gara-gara tampil menyanyi tanpa mengenakan hijab.

Sebagai informasi, 98 persen dari total jumlah penduduk Iran menganut agama Islam dan 89 persen dari penduduk Islam mengnut ajaran Syi'ah dan 9 persen lainnya menganut ajaran Sunni.

Di Iran, ada aturan bagi perempuan yang sudah melewati usia pubertas diwajibkan mengenakan hijab di depan umum.

Perempuan juga harus mengenakan pakaian panjang dan longgar untuk menutupi bentuk tubuh mereka.

Parastoo Ahmady kemudian nekat melanggara aturan itu dan tampil bernyanyi diiringi pemain musik lawan jenis, dan ia juga mengenakan pakaian terbuka.

Penyanyi berusia 27 tahun itu langsung menjadi berita utama internasional karena tampil dalam konser YouTube daring dengan rambut terbuka, dianggap melanggar hukum kesopanan Republik Islam, yang mengharuskan wanita menutupi kepala mereka.

Penampilan Parastoo telah ditonton lebih dari 1,6 juta kali di YouTube.

penampilan Parastoo Ahmadi
penampilan Parastoo Ahmadi

Diberitakan YNet, menurut Milad Panahipour, pengacara Ahmadi, ia membenarkan bahwa kliennya ditangkap pada hari Sabtu di Sari, Ibu Kota Provinsi Mazandaran di Iran utara.

Penangkapannya menyusul keputusan jaksa penuntut Iran untuk memulai penyelidikan terhadapnya pada hari Kamis. 

"Sayangnya, kami tidak mengetahui tuduhan yang diajukan terhadap Ibu Ahmadi, siapa yang menangkapnya, atau di mana dia ditahan, tetapi kami akan melanjutkan masalah ini melalui jalur hukum," kata Panahipour.

Situs berita oposisi Iran International melaporkan pada hari Minggu bahwa Ahmadi dibebaskan pagi itu, tetapi belum ada konfirmasi resmi yang dibuat.

Keributan seputar Ahmadi dimulai pada hari Rabu ketika ia menyiarkan langsung penampilannya di YouTube dengan mengenakan gaun hitam panjang dengan lengan dan leher terbuka, dan tanpa jilbab.

Ia ditemani oleh empat musisi pria. Dalam sebuah unggahan yang membagikan tautan konser sehari sebelumnya, Ahmadi menulis.

“Saya Parastoo, seorang gadis yang ingin bernyanyi untuk orang-orang yang ia cintai. Ini adalah hak istimewa yang tidak dapat saya abaikan—bernyanyi untuk negara yang sangat saya cintai.”

Setelah pertunjukan tersebut, pasukan keamanan menggerebek rumah Ahmadi, dan ia dipanggil ke kantor kejaksaan untuk diinterogasi. Pihak berwenang Iran mengumumkan rencana untuk mengadilinya.

Dua anggota bandnya, Soheil Faghih Nasiri dan Ehsan Beiraghdar, juga ditangkap pada hari Sabtu di Teheran.

Sejak Revolusi Islam tahun 1979, pembatasan terhadap penyanyi wanita telah menjadi pokok pertikaian di Iran. Awalnya, wanita dilarang keras untuk bernyanyi, meskipun pembatasan tersebut kemudian dilonggarkan untuk memperbolehkan pertunjukan dalam kondisi tertentu. 

Saat ini, wanita hanya boleh bernyanyi sebagai bagian dari paduan suara di hadapan penonton campuran atau tampil solo di hadapan penonton yang semuanya wanita.

Tampil tanpa jilbab di hadapan pria yang tidak memiliki hubungan keluarga dilarang keras berdasarkan hukum berbasis Syariah Iran.

Penangkapan Ahmadi terjadi dua tahun setelah kematian Mahsa Amini , seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan setelah ditangkap oleh polisi moral Teheran karena diduga mengenakan jilbab secara tidak pantas.

Kematian Amini memicu protes nasional terhadap aturan berpakaian dan pembatasan yang lebih luas dari rezim tersebut, dengan slogan “Wanita, Kehidupan, Kebebasan” menjadi seruan untuk bersatu. Ahmadi sebelumnya membawakan sebuah lagu berjudul Dari Darah Pemuda Negaramu untuk mendukung gerakan tersebut.

Meskipun pemerintah Iran awalnya melonggarkan penegakan hukum jilbab setelah protes, beberapa bulan terakhir telah terjadi tindakan keras baru. Penentangan Ahmadi telah menuai pujian di media sosial, dengan banyak pengguna memujinya sebagai simbol perlawanan.

Aktivis politik Hossein Ronaghi memposting di X (sebelumnya Twitter): “Pesan kami jelas—kami akan menentang segala bentuk permusuhan terhadap perempuan dan penindasan terhadap rakyat. Parastoo Ahmadi dan para musisi adalah suara bangsa dan harus dibebaskan.”

Sebaliknya, surat kabar Iran yang berafiliasi dengan rezim menyebut pertunjukan tersebut sebagai “provokasi budaya dan hasutan opini publik.”

(*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved