Oleh oleh Khas Sukoharjo
4 Roti Khas Sukoharjo Jawa Tengah yang Legendaris Dijadikan Oleh-oleh, Ada Resep Sejak Jaman Belanda
Jika kamu sedang menghabiskan waktu liburan di Sukoharjo, ada beberapa roti legendaris yang wajib dicoba.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, memiliki potensi kuliner yang tak kalah dari daerah tetangga seperti Solo atau Wonogiri.
Jika kamu sedang menghabiskan waktu liburan di Sukoharjo, ada beberapa roti legendaris yang wajib dicoba.
Kue khas Sukoharjo ini juga cocok dijadikan oleh-oleh.
Baca juga: 5 Kuliner Unik dan Khas di Sukoharjo Jawa Tengah, Tak Bisa Kamu Temukan di Kota Lain
Berikut 4 roti khas Sukoharjo yang legendaris untuk kamu coba:
1. Roti Dinar

Roti resep Belanda, dengan harga yang ekonomis ini bernama Roti Dinar.
Roti Dinar yang terletak di Kampung Bogor RT:01/II, Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo menjadi primadona oleh-oleh.
Roti Dinar menjajakan roti khasnya yang diberi nama Onbcook, yang memiliki citarasa yang khas.
Menurut pengelola Roti Dinar, Yulis Kustanto (47), Roti Dinar sudah ada sejak tahun 1980-an.
"Kita menggunakan resep Belanda. Yang kita mix, supaya harganya terjangkau oleh masyarakat," katanya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner di Dekat Masjid Sheikh Zayed Solo, Ada Mie Kekinian Hingga Sate Ayam
Roti Dinar ini memiliki rasa yang unik, dengan kaya rempah-rempah.
Saat musim lebaran dan musim orang nikahan seperti sekarang, penjualan Roti Dinar meningkat 50-100 persen.
Roti Onbcook sendiri dijual diharga Rp 8-25 ribu tergantung ukurannya.
Selain itu, Roti Dinar juga membuat roti baru yang diberinama Caketape, yang memiliki rasa keju.
Cakerape sendiri dijual diharga Rp17.500-Rp42.500, tergantung ukurannya.
Roti Dinar ini melegenda karena sering dijadikan oleh-oleh pada acara hajatan.
2. Roti Sajiyem

Di tiap kota sudah ada brand atau merk roti yang terkenal bahkan menjadi ikon oleh-oleh.
Di Kabupaten Sukoharjo terdapat usaha Roti Sajiyem yang sudah eksis sejak 1995.
Roti Sajiyem terletak di RT.01/RW.09, Dusun III, Blimbing, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Calon pembeli bisa langsung lihat proses pembuatan roti di rumah produksi sekaligus toko tempat penjualan di dalam gang.
Roti Sajiyem Bakery tetap dengan rumah produksi aslinya.
Baca juga: 7 Kuliner Solo Favorit dan Langganan Jokowi juga Keluarganya, Ada Soto hingga Sate Kambing
Penamaan Sajiyem berdasarkan nama pemilik yakni Sajiyem yang kini sudah berumur 68 tahun.
Saat ini anak Sajiyem bernama Tri Hastuti yang kerap disapa Tuti menjadi pengelola Roti Sajiyem.
Usaha ini merupakan kolaborasi dari anak-anak ibu Sajiyem seperti bidang bahan pokok, pemasaran, dan pengelolaan.
"Dalam penamaan Sajiyem sebagai brand roti, ya sudah Roti Sajiyem begitu saja. Saya memulai ini semua memang dari nol, seperti saya menitipkan barang jualan ke orang-orang. Pada mulanya apapun yang bisa dikerjakan, saya kerjakan dan beruntungnya dapat bertahan hingga sekarang. Tidak ada perubahan apa-apa terkait roti, dari dulu sudah seperti itu rasanya" cerita Sajiyem saat diwawancarai.
Roti Sajiyem mulai berdiri tahun 1995 dan mengalami perkembangan pesat mulai tahun 2000-an.
Awal mula pemasaran roti Sajiyem dijual di pasar, dititip-titipkan di warung kecil, hingga menitipkan roti-rotinya ke pasar atau toko oleh-oleh.
Dahulu jumlah produksi hanya kisaran 30 kotak setiap harinya dan sekarang sudah mencapai 300-500 kotak terjual perharinya. Jumlah tersebut belum termasuk jika mendapatkan pesanan khusus.
Varian roti yang ditawarkan tentu sangat beragam, dengan catatan masih menjaga keotentikannya.
Varian menu yang ditawarkan sebanyak delapan dengan ciri khas masing-masing.
Dimulai dari roti selai yang memiliki tampilan tumpukan roti coklat dan kuning dengan belahan Tengah berisikan selai.
Untuk varian ini memiliki 3 ukuran dengan masing-masing harga Rp 12 ribu hingga Rp 23 ribu.
Baca juga: 7 Tempat Kuliner Enak Dekat Stasiun Solo Jebres Jawa Tengah, dari Selat hingga Sate Kambing
Dari banyaknya varian menu, terdapat dua menu yang paling laris dan paling eksis.
Mandarin dan bolu gulung menjadi varian yang paling favorit. Untuk mandarin memilili dua ukuran dengan masing-masing harga.
Untuk ukuran 20x20 (kecil) memiliki harga Rp. 40.000 dan ukuran 30x30 dengan harga Rp 80.000.
Sedangkan bolu gulung menjadi roti terfaborit selanjutnya dengan harga Rp. 23.000 dan Rp. 110.000 untuk varian jumbo yang berisikan 90-100 potong.
Bolu gulung ketika proses pemotongan harus dilakukan ketika sudah dingin supaya tidak pecah-pecah.
Pada proses penopenan tentu memiliki rentang suhu 180ºc - 190ºc dengan waktu yang berbeda-beda. Seperti bolu gulung dioven selama 15 menit, bolu jadul selama 20 menit, dan roti sobek selama 30 menit.
Di antara semua menu yang ditawarkan, terdapat roti prol yang dioven selama kurang lebih 2 jam.
3. Roti Dampit
Roti selanjutnya yang wajib dicoba ketika berkunjung di Sukoharjo adalah Roti Dampit.
Roti Dampit terkenal dengan ulasan baiknya di Google Maps dan memiliki citarasa khas nan unik.
Semua bahan bakunya diolah secara homemade.
Baca juga: Rekomendasi 5 Toko Oleh-oleh di Solo Jateng, Cocok Buat Berburu Hampers Natal
Untuk variab vest seller dari roti Dampit ini adalah kue kacangnya.
Kamu juga bisa mencicipi aneka kue kering yang diproduksi di sana, seperti kue jahe, semprit, lidah kucing, palm cheese, nastar, choco chips, dll.
Roti Dampit beralamat di Jalan Geneng No.1, Dusun I, Geneng, Kec. Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57557.
4. Roti Widoro

Roti Widoro sering menjadi oleh-oleh atau kudapan hajatan dari Sukoharjo, Jawa Tengah.
Roti ini terbilang sebagai kuliner legendaris lantaran sudah eksis sejak 1922.
Pengelola pabrik dan toko Roti Widoro Sri Hantanto (48) mengatakan, ide dan resep roti berasal dari kakeknya yang bernama Wongso Dinomo.
"Dahulu kakek adalah seorang koki Keraton Surakarta yang kemudian pulang ke daerah asalnya di Sukoharjo," kata Sri Hantanto dikutip dari TribunSolo.com.
Sang kakek yang menguasai aneka resep makanan kerajaan memilih membuat usaha roti.
Baca juga: 5 Rekomendasi Bakso Enak di Kota Solo Jateng, Ada yang Jadi Langganan Putra FX Rudy
"Nama Widoro ini sendiri berasal dari nama dusun yaitu, Dusun Widoro, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Nguter, Sukoharjo," ujar Sri Hatanto.
Roti Widoro terbilang berbeda dengan kebanyakan roti karena bahannya menggunakan telur bebek, bukan telur ayam.
Menurut Sri Hatanto telur bebek berfungsi sebagai pengembang alami pada roti, sehingga rasa roti lebih nikmat ketika disantap.
Proses pembuatan Roti Widoro juga masih manual, ada enam orang pegawai di pabrik.
"Dari tepung gandum dan adonan lainnya diaduk menjadi satu hingga proses pengemasan kami lakukan secara manual," jelasnya.
Namun demikian, proses pembuatan Roti Widoro terbilang singkat karena hanya butuh waktu 10 menit dari pengolahan bahan mentah hingga keluar dari oven.
Dalam satu hari ada 600-700 buah Roti Widoro yang dijual dengan harga Rp 6.000 - Rp 8.000.
Ulasan dari TribunSolo.com, rasa Roti Widoro manis alami dengan sedikit rasa gurih sehingga rasanya pas.
Selain itu tekstur Roti Widoro renyah.
Toko Roti Widoro beralamat di Jalan Solo-Wonogiri KM. 16, Dusun I, KepuhKabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Buka dari pukul 08.00-21.00 WIB.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.