Pasar Ngemplak Solo
Upaya Pemkot Solo Hidupkan Kembali Pasar Ngemplak, Muncul Opsi Tarik PKL Masjid Raya Sheikh Zayed
Pasar Ngemplak juga menjadi perhatian dari Pemkot Solo. Mereka mengupayakan pasar tersebut bisa hidup lagi.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sepinya pembeli di pasar Ngemplak, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari jadi perhatian khusus bagi Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo.
Disdag Solo pun berencana untuk melakukan kerjasama dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian (DinkopUKMPerin) untuk kembali menghidupkan Pasar Ngemplak kedepannya.
"Tentu kami akan berupaya agar pasar tetap hidup, sehinga perekonomian para pedagang bisa berjalan. Akan tetapi memang kita tidak bisa sendiri, kita rencana akan berkolaborasi," terang Kepala Disdag Kota Solo, Agus Santoso, Selasa (14/1/2025).
Selain merubah wajah Pasar Ngemplak menjadi pasar oleh-oleh, Agus menambahkan bahwa dirinya juga berencana menarik sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Masjid Raya Sheikh Zayed untuk berdagang di sana.
Baca juga: Riwayat Pasar Ngemplak Solo Kini, Bak Pasar Mati, Sepi Pembeli Meski Dekat dengan Masjid Zayed
"Jadi perlu komunikasi dengan Dinkop. Karena rencananya kita akan merubah pasar Ngemplak menjadi pasar oleh-oleh. Dimana itu binaanya dari Dinkop. Kemudian koordinasi dengan Satpol juga, kira-kira PKL yang ada Zayed, kalau kita masukkan pasar bagaimana," lanjutnya.
Sementara itu, saat disinggung terkait gagalnya merubah pasar Ngemplak menjadi pusat cenderamata di awal peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed.
Agus mengatakan kurang tahu menahu.
"Kalau itu saya kurang tahu kenapa, itu masih pejabat lama yang membuat kebijakan, saya sendiri baru-baru ini menjabat," kata dia.
Sedangkan terkait saran penyewa pasar untuk mengembalikan pedagang barang bekas (oprakan) di depan Pasar Ngemplak seperti sebelum direnovasi, Agus menegaskan hal itu sulit diwujudkan.
"Ya kalau itu tidak mungkin ya, kalau dikasih oprokan, parkirnya dimana. Itu kan kecil pasarnya," jelasnya.
"Kemudian ada Kios juga disitu. Kemudian berada dipinggir besar juga, jalan utama Solo. kalau disitu ada oporokan, takutnya malah menggangu arus lalu lintas. Kemudian dari estetika tidak enak dilihat juga," tutup Agus. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.