Juragan Beras di Sragen Kena Tipu
DICARI! NS, Bakul Asal Kedawung Sragen yang Berhasil Tipu Puluhan Juragan Beras Hingga Rugi Miliaran
Salah satu pelapor, Fajar Nahari (36), mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 595 juta akibat ulah NS.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang bakul beras berinisial NS, asal Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, kini menjadi buron setelah diduga menipu puluhan juragan beras dengan modus jual beli yang merugikan hingga miliaran rupiah.
Enam juragan beras mendatangi Polres Sragen pada Jumat (25/4/2025) sore untuk melaporkan NS.
Mereka membawa serta tumpukan nota transaksi dan bukti transfer bank sebagai alat bukti.
Salah satu pelapor, Fajar Nahari (36), mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 595 juta akibat ulah NS.
Fajar mengatakan bahwa NS mulai mengambil beras dari tempat usahanya sejak 2023, dengan sistem pembayaran cicilan. Namun, sejak akhir September 2024, pembayaran mulai macet.
"Kalau order satu rit, sekitar 10 ton, biasanya harganya Rp 100 juta. Dulu dibayar nyicil, Rp 50 juta, Rp 40 juta lewat transfer. Tapi sekarang sisa Rp 595 juta belum dibayar," ujarnya kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Wamentan Akui Dapat Pujian saat Kunjungi Jokowi di Solo, Beras Melimpah saat Negara Tetangga Sulit
Yang lebih mengejutkan, Fajar mengungkapkan bahwa dirinya bukan satu-satunya korban. Ia menyebut ada sekitar 23 juragan lain yang juga mengalami kerugian, baik dari Sragen maupun Karanganyar. Total kerugian diduga mencapai miliaran rupiah.
"NS ambil beras pakai armada sendiri, kirim ke rumah, terus dilempar lagi ke bakul-bakul lain. Kami tidak curiga karena awalnya lancar semua," tambah Fajar.
Juragan beras lainnya, Suryanto, juga menyampaikan bahwa NS masih memiliki tanggungan sebesar Rp 237 juta kepadanya. Ia baru mulai curiga setelah komunikasi dengan NS menjadi sulit.
"Dulu gampang dihubungi. Tapi akhir 2024 mulai berubah. Ditelepon nggak diangkat, WA juga nggak dibalas," ucapnya.
Menurut Suryanto, kasus ini mulai terkuak pada Januari 2025, saat ia mengetahui banyak rekan sesama juragan juga menjadi korban.
"Awalnya saya kira saya saja. Ternyata ada puluhan orang. Baru sadar kasus ini besar," ungkapnya.
Kini, pihak kepolisian menerima laporan dan sedang memburu keberadaan NS. Para pelapor berharap pelaku segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.