Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Bothok Mercon Mbah Wiro yang Legendaris di Sragen, Dirintis 1980an, Awalnya Warung Kecil
Warung Bothok Mbah Wiro sudah ada sejak tahun 1980, namun baru terkenal sejak tahun 2010.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ada satu kuliner legendaris Sragen, Jawa Tengah, dengan cita rasa pedas yang menggugah selera.
Namanya Warung Makan Bothok Mercon Mbah Wiro, yang ada di Jalan Gemolong-Sragen, RT 03/RW 02, Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.
Atau letaknya di samping jembatan Gawan, di Kecamatan Sidoharjo.
Baca juga: Sejarah Getuk Yoko, Kuliner Legendaris Klaten Sejak 1976, Bukan Diambil dari Nama Pendekar Rajawali
Warung Bothok Mbah Wiro sudah ada sejak tahun 1980, namun baru terkenal sejak tahun 2010.
Resep bothok mercon diracik oleh Mbah Wiro, yang masih dipertahankan hingga kini.
Bothok ikan patin paling diburu oleh mereka yang sudah berusia tua, sedangkan yang masih muda memilih untuk membeli bothok daging ayam.
Ikan patin banyak dipilih, karena memiliki duri yang lebih sedikit, dan dagingnya yang lembut.
Soal rasanya, nggak usah ditanya, dalam sehari Mujiyono menghabiskan belasan kilogram cabai.
Meski terkenal akan pedasnya, dalam sehari sebanyak 250 bungkus bothok ludes terjual.
Kini, warung makan bothok mercon Mbah Wiro jadi tempat makan favorit pejabat di Sragen.
Warung Bothok Mercon Mbah Wiro buka setiap hari, mulai pukul 08.00-18.00 WIB.
Sejarah Bothok Mercon Mbah Wiro
Warung Makan (WM) Bothok Mercon Mbah Wiro dirintis sejak era 1980-an oleh pasangan suami istri, Mbah Wiro dan Mbah Tumiyem.
Kala itu, ikan-ikan segar dari Sungai Bengawan Solo seperti ikan wagal menjadi bahan utama olahan bothok yang disantap sebagai makanan harian keluarga.
Namun, siapa sangka, sajian yang awalnya hanya untuk dikonsumsi sendiri itu justru menarik perhatian banyak orang karena kelezatan dan kepedasannya.
Baca juga: Sejarah Abon Mesran, Oleh-oleh Legendaris Solo yang Masih Bertahan Sejak Tahun 1986
| Sejarah Kolak Pisang, Kuliner Khas Ramadhan yang Legendaris di Solo, Ternyata Dikenalkan Wali Songo |
|
|---|
| Sejarah Huzarensla, Kuliner Perpaduan Belanda-Jawa yang jadi Favorit Putri Mangkunegaran Solo |
|
|---|
| Sejarah Garang Asem, Kuliner Legendaris Solo yang jadi Salah Satu Menu Favorit Mangkunegara VI |
|
|---|
| Sejarah Opor Ayam Khas Solo: Konon Merupakan Kuliner Akulturasi India, Jawa, dan Arab |
|
|---|
| Sejarah Sayur Bobor : Kuliner Solo yang Sudah Berusia 2 Abad, Dulu untuk Ritual Menyapih Anak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.