Klaten Bersinar
Hiking Mulya Sapuangin, Upaya Desa Tegalmulyo Klaten Angkat Potensi Kopi dan Anggrek Lereng Merapi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Rangkaian Kirab Ageng Metri Bumi Merapi 2025 resmi dimulai pada Sabtu (19/7/2025) di kawasan Lapangan Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Kirab Ageng Metri Bumi Merapi 2025 dimulai dengan semangat merawat alam dan tradisi. Kegiatan tahunan ini mengusung tema besar “Merawat Bumi, Melestarikan Seni, Menjaga Tradisi”.
Ketua Panitia Lokal Purnama yang juga Direktur BUMDes Tegalmulyo, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan hari pertama dibuka dengan Hiking Mulya Sapuangin in Harmony, sebuah aktivitas jalan sehat yang menyusuri kawasan wisata alam dan edukasi di Tegalmulyo.
Angkat Potensi Kopi dan Anggrek
“Tema Hiking Mulya ini diambil dari kata Tegalmulyo. Jadi kegiatan utamanya adalah untuk mengangkat potensi di Tegalmulyo baik di Girpasang maupun Sapuangin,” jelas Purnama.
Baca juga: Pemkab Klaten Tetapkan Rasya Kanaya dan Awa Qothrun sebagai Duta Wisata 2025
Peserta kegiatan tercatat sebanyak 400 orang, yang mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Kebetulan pesertanya itu dari UPN Veteran, UGM, sebagian memang mahasiswa KKN 80 persen kemudian yang 20 persen dari umum. Ada juga dari kalangan akademisi, dan juga masyarakat umum,” lanjutnya.
Meski mengusung nama hiking, kegiatan ini disesuaikan dengan aturan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan dikemas dalam bentuk jalan sehat.
“Sebenarnya kalau hiking ini seharusnya di gunung. Tapi karena terkendala regulasi, regulasi sama Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), akhirnya itu kita buat jalan sehat (jalan santai), ruternya pulang pergi 4 kilometer kurang sedikit,” terang Purnama.
Rute dimulai dari Balai Desa menuju Girpasang dan Sapuangin. Di Pos 1 (Girpasang), peserta diperkenalkan potensi lokal seperti gondola dan jembatan gantung. Di Pos 2 (Sapuangin), peserta mendapat edukasi mengenai kopi dan budidaya anggrek.
“Di sana ada edukasi kopi sama anggrek, terus kemudian turun lagi finish-nya di lapangan,” tambahnya.
Edukasi Wisata dan Konservasi
Menurut Purnama, kegiatan ini bertujuan mengenalkan potensi wisata dan edukasi lingkungan di Desa Tegalmulyo, terutama terkait kopi Sapuangin dan pelestarian anggrek hutan.
“Yang jelas kan untuk Tegalmulyo itu terkait dengan Sapuangin. Itu ada paket edukasi kopi-nya yang terkenal dengan kopi Sapuangin. Kemudian teman-teman di sana juga mengembangkan terkait dengan budidaya anggrek. Di mana anggrek ini untuk sebagian besar ditanam di hutan konservasi (TNGM),” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar peserta baru mengetahui bahwa wilayah Sapuangin memiliki keunggulan khusus di sektor kopi dan konservasi anggrek.
“Minimal dengan acara yang tadi diselenggarakan itu ada value dari situ. Minimal peserta mengetahui bahwa ternyata di Sapuangin memiliki kopi yang luar biasa. Dari proses menanam sampai dengan menjadi kopi diseduh itu di sana tersediah,” katanya.
Antusias Peserta dan Harapan ke Depan
Antusiasme peserta terhadap kegiatan ini dinilai sangat positif.
“Setelah mengikuti rangkaian kegiatannya, tanggapannya sangat positif. Jadi mereka sangat antusias,” ujar Purnama.
Ia juga menyampaikan bahwa Kirab Ageng Metri Bumi Merapi merupakan agenda rutin tahunan tingkat kabupaten, dan kegiatan tahun ini menjadi penyelenggaraan kedua.
Baca juga: Tak Hanya Puskesmas, Bupati Hamenang Sidak Kantor Kecamatan di Klaten, Ingatkan soal Pelayanan
“Yang jelas untuk agenda, memang agenda kabupaten yang diadakan rutin setiap tahun, dan ini sudah dua kali. Yang pertama itu kan dulu di Desa Sidorejo, kemudian yang kedua di Tegalmulyo,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, Pokdarwis berharap masyarakat luas semakin mengenal potensi desa, tidak hanya Girpasang, tetapi juga Sapuangin dan kekayaan budaya serta alam sekitarnya.
Akses Lebih Mudah
Terkait infrastruktur menuju kawasan wisata, Purnama memastikan kondisi jalan kini jauh lebih baik.
“Dibandingkan 2 tahun yang lalu, sekarang itu jalur menuju ke wisata dipasang itu bagus. Tidak ada yang lubang-lubang. Hanya ditemukan jalan rusak sekira 100 meter tepatnya di Pasar Surowono, selebihnya itu sekarang sudah mulus,” tutupnya.
Kirab Ageng Metri Bumi Merapi 2025 akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan budaya dan spiritual hingga Minggu (20/7/2025), menjadi simbol ikhtiar warga Merapi dalam menjaga harmoni dengan alam dan tradisi.
(*)