Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sragen

Asal-usul Nama Desa Blangu di Sragen Jateng, Ada Kisah Nyai Suramaya yang Terkenal Sakti

Salah satu cerita paling menarik datang dari Desa Blangu, sebuah desa yang dikenal memiliki asal-usul nama yang unik dan sarat makna sejarah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Google Street View
IKON DESA BLANGU - Alun-alun Blangu Woles di Dukuh Wahyu, Blangu, Kec. Gesi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Begini asak-usul nama Desa Blangu. 

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Di balik kondisi geografisnya yang cenderung gersang dan kerap dilanda kekeringan, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menyimpan kekayaan budaya berupa cerita rakyat yang masih lestari hingga kini.

Salah satu cerita paling menarik datang dari Desa Blangu, sebuah desa yang dikenal memiliki asal-usul nama yang unik dan sarat makna sejarah.

Asal-usul Nama Desa Blangu

Mengutip laman resmi Pemerintah Kabupaten Sragen, kisah ini bermula dari sosok Nyai Suramaya, seorang wanita tangguh yang hidup pada masa lampau di Desa Blangu.

Baca juga: Asal-usul Umbul Buto Kedungan Klaten : di Dasar Kolam Ada 4 Patung Kepala Buto

Meski tinggal di tanah yang kurang subur, Nyai Suramaya memilih untuk bertahan dan menjalani kehidupan sebagai penjual klenthing, wadah air dari gerabah yang sangat dibutuhkan warga setempat.

Nyai Suramaya biasa menjual klenthing di Pasar Suwarung, tak jauh dari Gumping.

Klenthing buatannya laris manis, membuat Nyai dikenal sebagai sosok yang cukup berada di antara warga.

Namun, kekayaannya itu justru menarik niat jahat seorang perampok bernama Kaki Lepas, yang berniat menghadangnya saat pulang dari pasar.

Baca juga: Asal-usul Sendang Songo di Slembi Boyolali, Dulu Pemandian Bangsawan dan Tempat Mencuci Pusaka

Tak disangka, keberanian dan kekuatan Nyai Suramaya justru membuat Kaki Lepas kalah dalam pertarungan sengit.

Ia tewas dalam perkelahian tersebut dan jasadnya dikuburkan di wilayah Dukuh Siwalan, yang kini dikenal sebagai Makam Lepas.

Setelah peristiwa itu, penduduk setempat mencium bau menyengat atau langu di sekitar desa, yang diyakini berasal dari jasad Kaki Lepas.

Bau tersebut menjadi ciri khas yang melekat pada desa itu, sehingga kemudian dikenal dengan nama Blangu, berasal dari frasa Jawa “ambune langu” (bau menyengat).

Baca juga: Asal-usul Rowo Jombor di Klaten Jateng, Dulu Perkampungan yang Sering Banjir

Nyai Suramaya sendiri wafat pada hari Sabtu Pon dan dimakamkan di Blangu.

Sebelum meninggal, ia meninggalkan wasiat bahwa siapa pun yang ikhlas merawat makamnya dan mendoakannya akan mendapatkan kelimpahan rezeki.

Hingga kini, makam Nyai Suramaya masih dihormati warga dan menjadi bagian dari tradisi lokal.

Desa Blangu juga dikenal kuat menjaga tradisi budaya.

Setiap usai panen, warga menggelar acara sadranan sebagai bentuk bersih desa dan penghormatan kepada leluhur.

Saat ini, Desa Blangu terdiri dari 10 dukuh, yakni: Balak, Blangu, Bulak, Genengsari, Gumping, Jetis, Siwalan, Sudo, Wahyu, dan Winong.

Lokasi Desa Blangu dan Akses Menuju ke Sana

Desa Blangu berjarak 30 menit atau 14-15 km dari pusat Kota Sragen.

Tribuners bisa mengunjungi Desa Blangu menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan desa.

Untuk kondisi jalan rata-rata sudah cukup mumpuni.

Wisata di Desa Blangu

1. Alun Alun Blangu Gesi

Terletak di Wahyu, Blangu, Kec. Gesi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Alun-alun ini menjadi salah satu ikon Desa Blangu.

Biasanya ramai saat malam hari, di mana di sini ada taman bermain untuk anak.

Bagi orang dewasa juga ada beberapa penjaja makanan, seperti cilok, siomay, dan laim-lain.

Tentunya harga makanan di sini murah meriah.

2. Wisata Gunung Gandu

Terletak di Sawah, Blangu, Kec. Gesi, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Salah satu sport untuk menikmati sunset atau sunrise di Blangu.

Suasana di sini cukup sejuk dan rindang karena banyak pohon.

Selain itu, juga ada gazebo untuk bersantai sejenak.

Gunung Gandu bisa jadi potensi wisata jika lebih diperhatikan.

3. Wisata Kuliner di Dukuh Wahyu

UMKM emping garut di Dukuh Wahyu bisa dikunjungi.

Di sini merupakan salah satu pusat sentra pengolahan emping garut yang terkenal di Sragen.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved