Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pemerintah Kota Solo menegaskan desain batu andesit di kawasan Jl Jenderal Sudirman Solo tidak ada unsur SARA (Suku, Agama, dan Ras) di dalamnya.
"Kalau kemarin di media sosial ada yang bilang mirip salib, itu tidak benar, karena itu melambangkan 8 penjuru mata angin," kata Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, didampingi Forkominda, Ketua MUI Solo, Ketua FKUB dan Budayawan di Balai Kota Solo, Rabu (16/1/2019).
"Kemudian garis merah panjang ke selatan itu adalah garis pemisah jalan, itu nanti menyambung sampai bundaran Gladag," imbuhnya.
Wawali meminta agar desain tersebut dilihat secara keseluruhan.
"Jadi jangan sepotong-sepotong, penataan juga belum selesai, "kata dia.
Ia menyatakan jika itu dianggap gambar salib, maka umat Nasrani yang akan marah.
"Salib kan lambang sakral, masa ditaruh jalan, jadi itu bukanlah salib, "kata dia.
Sebelumnya beredar di media sosial, foto udara Jl Jenderal Sudirman Solo di depan Balai Kota Solo yang jadi bahan perbincangan warganet karena dianggap menyerupai lambang salib.
Penataan koridor Jensud Solo akan mengganti aspal dengan batu andesit dan mempertegas satu garis lurus dari Sitiinggil Keraton Kasunanan Surakarta sampai Tugu Pemandengan sebagai satu kesatuan budaya. (*)