Gibran Rakabuming Tanggapi Usulan Kolaborasi dengan Putra Prabowo, Didit Hediprasetyo

Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Didit Hediprasetyo dan Gibran Rakabuming.

Wacana Duet Gibran-Paundra

Politisi senior PDI Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo menanggapi wacana pasangan Gibran Rakabuming Raka dengan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara dalam Pilkada Solo 2020.

Ganjar yang saat ini Gubernur Jawa Tengah (Jateng) mengatakan dengan singkat, jika duet itu masih sebatas wacana.

"Wong wacana wae lho (cuma wacana aja kok)," kata Ganjar kepada TribunSolo.com di sela-sela acara Seminar Nasional DynamicGovernance: Wajah Baru Reformasi Birokrasi Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin (4/11/2019).

Sebelumnya, cucu Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara dilirik Partai Gerindra untuk dimajukan dalam Pilkada Solo 2020.

Sosok pangeran tampan dari Pura Mangkunegaran Solo itu, merupakan putra sulung dari KGPAA Mangkunegara IX dan Sukmawati Soekarnoputri atau putri Bung Karno.

Ketua Dewan Pimpinanan Cabang (DPC) Partai Gerindra, Ardianto Kuswinarno mengungkapkan, sosok cucu Bung Karno itu menjadi salah satu pemuda berusia 40 tahun yang diperhitungkan.

"Kemungkinan bisa juga namanya politik, ya dinamis, perkembangannya sangat cepat seperti Mas Gibran (putra Presiden Jokowi)," ungkap dia kepada TribunSolo.com saat ditemui di gedung DPRD Solo, Senin (28/10/2019).

"Itu tidak dinyana-nyana dari PDI-P, setelah diputuskan itu muncul Mas Gibran," imbuhnya membeberkan.

Ardianto menuturkan, kemungkinan itu bisa saja terjadi mengingat Paundra pernah menjadi anggota DPRD Solo daro fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

"Beliaunya juga sudah pernah menjabat wakil rakyat," tutur Ardianto.

Ardianto mengatakan, akan menjadi menarik bila Paundra ditandemkan dengan Gibran Rakabuming Raka.

"Sangat menarik sekali," kata Ardianto.

"Karena kita juga harus mengakui Paundra darahnya darah politik," tambahnya.

Ardianto meyakini darah politik Soekarno yang mengalir dalam Paundra mampu menjadikannya sosok pemimpin.

Halaman
123

Berita Terkini