Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pemulasaraan seorang warga Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tidak menggunakan protokoler kesehatan Covid-19 yang dianjurkan pemerintah.
Adapun hasil swab PCR warga tersebut baru keluar selang dua hari setelah pemulasaraan dan menunjukkan hasil positif Covid-19.
Akibatnya, sebanyak kurang lebih 19 orang kini menjalani karantina mandiri dan sedang menanti giliran uji rapid test serta swab PCR.
• Puluhan Buruh PT Tyfountex Geruduk Pemkab Sukoharjo, Mengeluh Gaji dan THR Belum Dibayarkan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menyampaikan warga tersebut sempat dirawat Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta.
"Itu orang asal Sambi, tapi posisinya tinggal di Jakarta, tanggal 11 Mei 2020 itu sakit kemudian diperiksakan di poliklinik daerah sana," jelas Ratri kepada TribunSolo.com, Senin (18/5/2020).
"Setelah itu, 13 Mei 2020, fisiknya menurun, kemudian 14 Mei 2020 meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," imbuhnya membeberkan.
• Viral Video Perawat Hamil Meninggal Dunia setelah Tertular Covid-19, Begini Kronologi menurut PPDS
Ratri menuturkan warga tersebut belum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) saat dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Dari Jakarta statusnya tidak PDP terus langsung di bawa ke Boyolali untuk dimakamkan," tuturnya.
Sebanyak kurang lebih 19 orang menghadiri acara pemulasaraan warga tersebut, termasuk diantaranya anak-anak.
"Sekitar ada 19 orang yang datang, dan yang membuka jenazahnya hanya 4 orang, yang menyaksikan ada anggota keluarga juga anak-anak," kata Ratri.
• Perawat Hamil Tertular Covid-19 Meninggal Dunia, Dokter Tirta: Jangan Biarkan Pengorbanan Sia-sia
Selang dua hari pemulasaraan, tepatnya 16 Mei 2020, hasil tes swab PCR warga tersebut keluar dan menujukkan hasil positif Covid-19.
Keluarga yang sempat menghadiri proses pemulasaraan langsung menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Sekarang mereka dalam karantina semuanya, sejak 17 Mei 2020 setelah adanya surat yang menyatakan yang meninggal positif," jelas Ratri.
"Empat orang yang membuka kain jenazah sudah kita agendakan menjalani proses uji swab sekira 21 Mei 2020," tandasnya. (*)