Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Selain ada tukang bakso keliling, satu pasien positif Corona di Kabupaten Klaten yang tergabung dalam 15 kasus tambahan baru adalah tenaga medis bekerja di Kota Solo.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, pasien berinisial AGA (30) seorang laki-laki itu berasal dari Kecamatan Wedi.
Sebelumnya, pasien dari Kecamatan Tulung itu berinsial S, seorang laki-laki (55), aktivitas sehari-hari sebagai penjual bakso keliling.
Adapun S sudah dirawat di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sejak 14 Juni 2020.
Camat Wedi, Kukuh Riyadi, dia membenarkan ada pasien positif di wilayahnya.
Namun, dirinya membantah pasien AGA merupakan warganya karena secara administratif, karena AGA tak terdaftar dari warganya.
• Selain Covid-19, Jumlah Kasus DBD di Sukoharjo Juga Meroket, Hingga Pekan ke-24 Ada 105 Kasus
• Buntut 1 Orang yang Meninggal Positif Corona & Sekampung Dikarantina, Begini Pengakuan DKK Sukoharjo
"Jadi begini, terkait dengan positif secara administratif bukan warga Wedi, dia mungkin warga solo, mungkin dia pulang ke rumah orang tuannya," ungkap Kukuh kepada TribunSolo.com, Jum'at (19/6/2020).
Kukuh mengatakan saat AGA merasa dirinya positif, AGA minta dijemput pihak rumah sakit.
"Mungkin dia sudah terasa, dia minta jemput pihak rumah sakit," ucap dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa AGA seorang tenaga medis yang bekerja di Solo.
Dalam aktivitasnya sehari-hari, pasien AGA di Klaten dan diduga dia kontak dengan salah satu kasus terkonfirmasi positif.
"Kemungkinan dia seorang tenaga medis, secara persis kurang tau karena, dia bukan warga Wedi," jelasnya.
Kukuh menduga AGA terpapar saat dirinya bekerja di Prambanan.
• Satu Pasien Covid-19 dari Tulung Klaten Ternyata Penjual Bakso Ojek Keliling dari Kampung ke Kampung
• Buntut 1 Orang yang Meninggal Positif Corona & Sekampung Dikarantina, Begini Pengakuan DKK Sukoharjo
"Menurut informasi pernah kontak dengan orang yang positif saat dia berada di Prambanan," terang dia.
Menurutnya, Kukuh sudah berkoodinasi dengan pihak puskesmas Kecamatan Wedi termasuk melakukan tracing.
"Kami tracing sementara baru orang tuanya yang diketahui kontak erat dengan pasien," tuturnya. (*)