Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo kekeh abstain dalam kontestasi Pilkada 9 Desember mendatang.
Sikap abstain DPD PKS Solo itu terkesan gamang, mengingat di saat bersamaan mereka tak mau disebut golput.
Ketua DPD PKS Kota Solo Abdul Ghofar Ismail pun menjelaskan ada perbedaan antara abstain dan golput.
"Abstainnya kita tidak mau cawe-cawe (ikut-ikut), kami tidak mau bertanggungjawab dengan hasilnya," jelasnya saat konferensi pers di kantor DPD PKS Solo yang berada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 534B, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (4/12/2020).
Baca juga: Terungkap, Ada 14 Persen Kader & Simpatisan PKS Solo Inginkan Gibran Anak Jokowi Jadi Wali Kota
Baca juga: H-5 Pilkada Solo 2020, PKS Solo Keluarkan Survei : Mayoritas Kader dan Simpatisan Putuskan Abstain!
"Kalau golput, koyo resik resiko wae (seperti bersih saja)," tegasnya menekankan.
Lebih lanjut Ghofar menyebut, abstainnya DPD PKS Solo sebagai bentuk protes lantaran tak puas dengan demokrasi di Kota Solo.
"Ini protes dan kekecewaan kita dalam Pilkada Solo 2020 yang sedari awal merasakan demokrasi yang terbajak, sehingga kebebasan kita di daerah untuk memilih calon dan koalisi ternyata kesulitan," terangnya.
Sikap abstain tersebut nanti berkaitan dengan instruksi DPD PKS Solo pada semua kadernya.
Yakni dengan menawarkan beberapa opsi tanpa terkesan golput saat hari pencoblosan.
"Dari pertanyaan yang kita lakukan, bentuknya ada 3, yang pertama datang ke TPS mencoblos semuanya, kemudian tidak datang ke TPS dan yang terakhir datang ke TPS tapi tidak mencoblos," paparnya.
Pihaknya pun mengaku telah melakukan survei yang berkaitan dengan sikap abstainnya DPD PKS Solo itu karena mayoritas menginginkan sikap tersebut.
Hasilnya, sebanyak 33 persen setuju dengan abstain, dan 49 persen responden menilai sikap abstain tak melanggar konstitusi.
"Semoga sampai tanggal 9 tetap tegak lurus (abstain)," pungkasnya.
Beri Keterangan Pers
DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo putuskan tetap abstain dalam kontestasi Pilkada Solo 2020 menjelang pencoblosan.
Ya, kendati kurang dari 5 hari pencoblosan, PKS Solo pastikan memilih tak merapat di antara kedua paslon, baik calon PDIP Gibran-Teguh maupun calon independen Bagyo-FX Supardjo.
Hal itu disampaikan Ketua DPD PKS Solo Abdul Ghofar Ismail bersama Wakil Ketua sekaligus SC survei internal Asih Sunjoto Putro di kantor DPD PKS Solo yang berada di Jalan Slamet Riyadi Nomor 534B, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (4/12/2020).
Baca juga: Ini Logo Baru PKS yang Disebut untuk Memikat Kelompok Milenial, Didominasi Oranye-Putih
Baca juga: FX Rudy Tak Dampingi Gibran Debat Lawan Bajo, Beralasan Sakit Tenggorokan : Suaranya Hilang
Ghofar menyebut, keputusan itu diambil setelah berunding dengan kader maupun simpatisannya.
Tak hanya berembug, Ghofar menambahkan sikap tersebut sudah dipikir matang-matang dan telah melakukan survei di Kota Solo dalam beberapa bulan ini.
"Berdasarkan survei yang kita lakukan, kita memilih untuk abstain dalam Pilkada Solo 2020," kata dia menegaskan.
Lebih lanjut dia membeberkan, dari survei itu sebanyak 54 persen kader dan simpatisan PKS memilih abstain dalam kontestasi Pilkada Solo 2020.
Lalu sebanyak 22 persen belum menentukan pilihan dan 22 persen responden memilih di antara kedua paslon, yakni Gibran-Teguh maupun Bajo.
Nantinya, sikap abstain PKS Solo merekomendasikan pada kadernya untuk memilih beberapa opsi.
Di antaranya, tidak datang ke TPS atau datang tetapi tidak mencoblos surat suara.
"Kita merasakan adanya demokrasi yang terbajak, hasil survei masyarakat menangkap itu," tutup Gofar.
Baca juga: Pura-Pura Bantu Antar Barang Dagangan, Dua Sejoli Gasak Motor Scoopy Pemilik Warung di Sragen
Baca juga: Politikus PKS Harap Pemerintah Fasilitasi Kepulangan Habib Rizieq: Sudah Saatnya Rekonsiliasi
(*)