Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Ratusan los daging di Pasar Ir Soekarno Sukoharjo kini mangkrak karena ditinggal para pedagang.
Para pedagang daging di los tersebut sudah meninggalkan tempat itu sejak beberapa tahun lalu.
Lokasi los daging yang berada di dalam pasar dianggap kurang strategis, sehingga sepi pembeli.
Sehingga para penjual daging sapi, ayam, dan ikan tawar lebih memilih berjualan di luar pasar.
Diketahui kondisi pasar sepi sejak para pedagang pindah dari pasar darurat ke bangunan pasar baru pada awal 2015 lalu.
Baca juga: Cerita Pasar Gaum Garden: Dulu Pasar Mangkrak Belasan Tahun, Kini Disulap Mirip Resto Instagramable
Baca juga: 50 Tahun Mangkrak, Omah Lowo Dipugar Jadi Museum Batik, Bisa Diakses Gratis Warga Solo
Salah seorang pedagang daging ayam, Sumarsono mengatakan beberapa penjual daging bertahan berjualan di los Pasar Ir Soekarno Sukoharjo selama kurang lebih dua tahun.
Namun, lantaran kondisi pasar sepi, sehingga membuat para pedagang daging terus merugi.
Karena diketahui sejauh ini masyarakat lebih memilih berbelanja kebutuhan pokok di luar pasar.
"Di dalam sepi tidak ada yang beli. Padahal kami juga harus bayar retribusi daerah," katanya, Jumat (29/1/2021).
Mensiasati kondisi itu, para pedagang daging ayam memilih menggelar dagangannya di sepanjang trotoar luar pasar.
Sumarsono dan sejumlah pedagang daging ayam lainnya mengaku belum lama meninggalkan los Pasar Ir Soekarno Sukoharjo dan membuka lapak di trotoar.
Mereka berjualan di luar pasar lantaran kondisi sepinya pasar tak kunjung teratasi selama lebih dari lima tahun.
Padahal, mereka mengandalkan berjualan daging ayam untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Sementara itu, Lurah Pasar Ir. Soekarno Widadi menyampaikan, los daging yang berada di lantai 1 Pasar Ir Soekarno akan diberi jalan masuk.
"Nanti akan kita beri pintu masuk, karena keberadaan los daging tertutup oleh kios milik pedagang lainnya," ucapnya.
Kondisi itulah yang menyebabkan para pedagang daging mengeluh lantaran sepinya pembeli.
Beda Nasib
Di tempat lain, Pasar Gaum Garden termasuk pasar yang nyaman dan Instagramable untuk dikunjungi.
Pasar ini berada di tengah Desa Gaum, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.
Pantauan TribunSolo.com, pengunjung cukup banyak datang ke tempat ini.
Namun, yang menarik bukan kondisi sekarang ini, tapi perjuangan Desa setempat yang menyulap pasar ini jadi enak dipandang.
Baca juga: Kisah Tragis, Baru Sebulan Menikah Suami di Bone Tikam Istri dengan Badik, Begini Kronologinya
Baca juga: 7 Cara Move On dari Mantan Kekasih Setelah Lama Berpacaran, Tanpa Harus Galau dan Sedih
Kepala Desa Gaum, Edi mengatakan, nama pasar diambil dari desa setempat yakni Gaum.
"Warga sering menyebut Pasar Gaum Garden," kata Edi, Minggu (22/11/2020).
Pasar ini telah berdiri sudah lebih dari satu tahun.
"Pasar itu sudah ada sejak April 2019," kata Edi kepada TribunSolo pada Minggu (22/11/2020).
Dia menceritakan, bangunan pasar ini sempat mangkrak selama belasan tahun.
"Dahulu pasar ini sempat ramai, namun baru berdiri beberapa bulan langsung ditinggalkan oleh warga," ungkapnya.
"Mungkin salah dalam pengelolaan dan manajemen," terangnya.
Akibatnya bangunan pasar yang tak berfungsi itu, kesan angker terlihat.
"Karena dikira ada 'penghuninya' sering jadi tempat uka-uka," jelasnya.
Sejak dilantik menjadi Kepala Desa dari bulan Maret 2019, Edi telah berkomitmen untuk membangun pasar tersebut guna meningkatkan kesejahteraan warga desanya.
"Saya berharap dengan pulihnya pasar, ekonomi warga bisa kembali normal di tengah Covid19 ini," katanya.
Baca juga: TNI AU Buka Pendaftaran Tamtama Gelombang II 2021, Ini Jadwal dan Syaratnya
Kini setiap hari pasar tersebut selalu ramai, dibuka dari Pukul 08.00 WIB sampai Pukul 23.00 WIB dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Kami selalu ramai setiap hari, apalagi akhir pekan seperti ini," ujarnya. (*)