Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Revitalisasi Rawa Jombor yang berada di Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten sudah di depan mata.
Hal itu disampaikan Bupati Klaten Sri Mulyani dalam acara sosialisasi dengan pelaku wisata Rawa Jombor di pendopo Pemkab Klaten.
Ia menyatakan, revitalisasi akan menyasar pelaku wisata seperti warung makan apung, karamba, perahu wisata, hingga pedagang yang ada di sekitar Rawa Jombor.
"Revitalisasi akan dilakukan secara bertahap, maka yang terkena revitalisasi ini juga akan dipindah bertahap," kata Sri Mulyani kepada TribunSolo.com, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Link dan Alur Pendaftaran Akun PPDB Online SMP di Kabupaten Sragen, Dibuka Sampai 19 Juni 2021
Baca juga: Dilematis, Kasus Corona Jateng Meroket, Penambahan Tempat Tidur di RS Terpentok Sumber Daya Manusia
Terkait jadwal pemindahan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang akan menyampaikan kapan waktunya.
"Seperti pemilik karamba dan warung makan apung perlahan akan dipindah," katanya.
Menurut dia, selama proses revitalisasi, kegiatan perekonomian di Rowo Jombor tidak akan langsung disetop.
"Tidak serta merta langsung dihentikan," terangnya.
Dengan demikian, pelaku usaha diberi waktu untuk menata kembali serta mengambil apa yang harus dipinggirkan saat revitalisasi dimulai.
"Kami beri mereka waktu untuk memindahkan barangnya secara bertahap," ujar dia.
Meski revitalisasi dan pemindahan dilakukan secara bertahap, dia menegaskan bahwa kegiatan revitalisasi ada batas waktunya.
"Revitalisasi juga ada batas waktunya kapan harus selesai dikerjakan," tambahnya.
Diketahui, luas Rowo Jombor mencapai 198 hektare, ada 137 PKL, perahu wisata ada 46 buah/32 pemilik, karamba ada 1.200/300 pemilik, dan warung makan apung ada 17 bangunan.
Menyasar Warung Apung
Revitalisasi ini bakal menyasar pelaku wisata seperti karamba ikan, warung makan apung, hingga pemancingan.
Untuk warung makan apung bakal dipindah ke darat dan menjadi food court.
Rencana ini ditolak oleh pemilik usaha warung makan apung.
Salah seorang pengusaha warung makan apung, Samsir menyatakan apabila warung makan apung diubah jadi food court maka daya tarik wisata akan hilang.
Baca juga: Fantastis! Uang Rp 50 Miliar untuk Penataan Rawa Jombor Klaten, Seperti Apa Bentuknya Nanti?
Baca juga: Antisipasi Kasus Kapal Terbalik di WKO Boyolali, Operator Perahu Rawa Jombor Klaten Tambah Personel
"Selama ini kan yang jadi daya tarik di sini adalah warung makan apung," tutur Samsir kepada TribunSolo.com, Selasa (25/5/2021).
Dia beranggapan jika warung apung yang selama ini dikenal menjual berbagai macam ikan lalu diubah jadi food court akan terasa aneh.
"Saya rasa tidak cocok jika food court berjualan ikan," ujarnya.
Ia mengusulkan jika ingin membuat foodcourt bisa dibangun di Bukit Sidogoro yang letak tidak jauh dari Rowo Jombor.
"Di Bukit Sidogoro bisa dibuat bangunan khusus untuk food court tapi bukan untuk lokasi pemindahan warung apung," terangnya.
Digelontor Rp 50 Miliar
Bupati Klaten Sri Mulyani usai bertemu dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Klaten menyampaikan akan merevitalisasi rawa.
Dia mengatakan, saat ini keberadaan pedagang kaki lima di sepanjang pinggiran Rawa Jombor belum tertata rapi.
"Untuk itu kami bersama BBWS Bengawan Solo akan melakukan penataan," ujarnya, Rabu (19/5/2021).
Baca juga: Kala Warga yang Jadi Langganan Banjir di Purwosari Tagih Janji Gibran : Sudah 10 Tahun Kebanjiran
Baca juga: Viral Jokowi Salah Sebut Kota Padang Jadi Provinsi Padang, Begini Fakta Sebenarnya
Selain untuk menata kawasan pinggiran Rawa Jombor, nantinya di sana akan dibangun jogging track.
"Otomatis kan mereka harus direlokasi ke tempat lain," tuturnya.
Menurut Sri Mulyani, obwis Rawa Jombor memang berada di Klaten namun untuk kepemilikannya ada di tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng).
"Sementara untuk pengelolaannya menjadi wewenang BBWS Bengawan Solo," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk merevitalisasi Rawa Jombor akan menelan anggaran sebesar Rp 50 miliar.
"Anggaran tersebut bersumber dari APBN," jelasnya.
Harga Tiket Rawa Jombor
Wisatawan sudah dapat kembali menikmati pesona Rawa Jombor dari objek wisata Bukit Sidoguro, di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
Disini, wisatawan dapat melakukan rekreasi dengan teman atau keluarga.
Selain menawarkan panorama alam yang indah, di objek wisata Bukit Sidoguro juga bisa berswafoto di spot selfie yang sudah disiapkan.
Jarak antara pusat kota Klaten dengan objek wisata ini hanya sekira 7 kilometer dan hanya menempuh 15 menit.
Untuk mendapatkan moment tersebut, wisatawan harus berjalan kaki menaiki ratusan anak tangga di lokasi objek tersebut.
Baca juga: Mahasiswa S2 Asal Klaten Tak Malu Jualan Bubur Ayam di Pinggir Jalan, Ajak Adinya yang Masih SMK
Baca juga: Positif Corona Klaten Bertambah 32 Orang, 1 Meninggal Dunia
Baca juga: Operasi Tempat Hiburan Ditengah Pandemi Covid-19 di Solo, Lima Orang Positif Narkoba
Baca juga: Dendam Lama Masih Tersimpan, Pemuda di NTB Ini Tikam Temannya Hingga Tewas saat Pesta Miras
Masih dalam libur panjang cuti bersama Maulid Nabi SAW, pengunjung didominasi dari pelancong luar kota.
Kebanyakan wisatawan yang berdatangan disini berasal dari Solo, Jogjakarta, serta Semarang.
Objek wisata Bukit Sidoguro sendiri sempat ditutup karena adanya Pandemi Covid-19.
Namun, Pemkab Klaten telah membuka kembali membuka per Minggu (1/11/2020).
Salah seorang pengunjung, Leonardo menyambut baik keputusan pemerintah yang kembali membuka objek wisata Bukit Sidoguro.
Namun dirinya kaget dengan adannya tarif masuk yahg baru.
"Saya senang objek wisata ini kembali dibuka." kata dia, Minggu (1/11/2020).
"Namun saya kaget, saya kira (harga tiket) masih Rp 5 ribu, ternyata sudah naik jadi Rp 15 ribu," kata Leo.
Lebih lanjut, Leo mengatakan ada beberapa saran terkait objek wisata ini.
Salah satunya ia meminta objek wisata ini dipasangi pagar di kanan-kiri.
"Saran saya, di objek wisata ini kedepannya dipasangi pagar, karena banyak anak-anak berkunjung disini," tandasnya. (*)