Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kasus covid-19 di Kabupaten Sragen terus melonjak.
Bahkan tempat isolasi terpusat di Technopark juga semakin penuh.
Sekda Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan Pemkab akan terus menambah jumlah ruang isolasi untuk pasien Covid-19.
"Kemarin isolasi yang di technopark, kapasitasnya 200-300 orang, kami optimalkan sampai 360, syukur-syukur bisa sampai 400 orang," paparnya kepada TribunSolo.com, Jumat (18/6/2021).
Baca juga: Pidato Bupati Banjarnegara yang Jadi Polemik : Tantang Aparat & Bebaskan Warga Gelar Kegiatan
Baca juga: Baru Buka Masker Demi Kunyah Permen, Wanita Asal Bandung Terima Nasib Jalani Swab Dadakan di Solo
Selain itu, kini Pemkab Sragen tengah mempersiapkan lokasi baru isolasi terpusat, yang berada di Kecamatan Gemolong.
Rencananya 2 buah gedung SD yang sudah tidak terpakai, akan diubah menjadi tempat isolasi terpusat.
"Kami juga akan membuat tempat isolasi mandiri di wilayah utara Bengawan, utamanya di Gemolong, dengan kapasitas bisa menampung 120 bed," ujarnya.
Kecamatan Gemolong dipilih, untuk mengakomodir pasien covid-19 di kecamatan terdekat agar tidak terlalu jauh melakukan isolasi di Technopark, Sragen.
"Selain itu, Gemolong punya 3 rumah sakit yang jadi rujukan covid-19, agar koordinasi antara tim medis menjadi lebih mudah," kata dia.
"Apabila perlu dirujuk ke Solo pun juga mudah," tambahnya.
Berdasarkan data corona.sragenkab.go.id per Kamis (17/6/2021) total terdapat 8.496 pasien yang terkonfirmasi covid-19.
249 pasien diantaranya menjalani isolasi terpusat di Technopark Sragen karena termasuk kelompok orang tanpa gejala.
Sedangkan, terdapat 219 pasien yang dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala disertai dengan penyakit penyerta.
7554 pasien telah dinyatakan sembuh, dan sebanyak 474 pasien meninggal dunia. (
Pasien Jengkel
KI (61), seorang pasien Covid-19 yang dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen, harus dibawa pulang kembali lagi oleh keluarga.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, keluarga merasa jengkel karena pihak rumah sakit tak segera melakukan penanganan.
Baca juga: Rumah Sakit di Solo Kembali Penuh Diserbu Pasien Covid-19, Ranjang Kosong Tinggal 5 Persen
Perisiwa tersebut terjadi pada Kamis (17/6/2021).
Cerita berawal dari KI yang mengalami sakit sesak nafas.
Saat diperiksa di sebuah klinik, tes rapid antigen menunjukkan hasil positif.
Mengingat kondisi KI yang mengalami sesak nafas, kemudian pasien dirujuk ke RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen karena memiliki peralatan yang lebih baik.
Tapi, sudah menunggu 1,5 jam di IGD, keluarga menyebut pasien tidak kunjung mendapat perawatan.
Ini membuat pihak keluarga geram.
Akhirnya, pihak keluarga membawa pasien kembali ke rumahnya.
Keluarga mengaku kasihan melihat KI merasa tidak nyaman, karena hanya menunggu di dalam mobil.
Mendengar hal tersebut, Sekretaris Daerah, Tatag Prabawanto membela RSUD Sragen.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih bersabar.
"Jadi gini, semua harus bisa memahami saat sekarang ini, karena apa, BORnya kan sudah 70%, namun kami tidak akan menelantarkan mereka, mereka harus butuh kesabaran," jelasnya kepada TribunSolo.com, Jumat (18/6/2021).
"Kalau keterisian tempat tidur segitu, masih ngantri terus teriak-teriak kan nggak pas, tenaga medis kan ya capek," tambahnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit juga telah melakukan tindakan medis sesuai dengan SOP penanganan covid-19.
Agar kejadian serupa tak kembali terjadi, Tatag meminta kepada warga yang terkonfirmasi covid-19 tidak memiliki gejala klinis yang berat untuk mengajukan diri melakukan isolasi di Technopark.
"Apabila nanti ada kejadian buruk, dari Dinas Kesehatan pasti akan diutamakan dibawa ke rumah sakit rujukan covid-19," paparnya.
Saat ini, meski banyak rumah sakit rujukan covid-19 di Sragen, tidak semuanya memiliki ruang perawatan ICU.
"Yang baru menyediakan ICU kan RSUD Sragen, RSUD Gemolong, Rumah Sakit Amal Sehat, dan Rumah Sakit Rizky Amalia baru proses, karenakan penyediaan ICU covid-19 juga mahal," ujarnya.
Tatag mengajak seluruh masyarakat untuk memahami penularan covid-19 di Sragen yang sedang melonjak.
"Mari kita sama-sama memahami kondisi saat ini, kita akan tangani, kita jamin pemerintah tidak akan lepas tangan," himbaunya. (*)