Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) membuka infrmasi terbaru tentang stok tabung gas yang berada di Kota Solo.
Kekhawatiran itu berlasan, karena selama masa pandemi Covid-19 di sejumlah daerah mengalami kelangkaan tabung gas tersebut.
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih mengungkapkan, bahwa tabung oksigen di wilayahnya dalam status aman.
"Alhamdulillah dan semoga tidak terjadi kekurangan," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (5/7/2021).
Di tengah isu kelangkaan tabung oksigen di sejumlah daerah, dirinya menjelaskan beberapa masyarakat ada yang nekat membeli tabung gas secara swadaya.
Baca juga: Viral Antrean Serbu Kupon Vaksinasi dari RSAU Dr Siswanto Lanud Adi Soemarmo, Ini Penjelasan TNI AU
"Saya dengar ada beberapa masyarakat yang sudah membeli gas secara swadaya, dan bukan melalui instansi kesehatan," ucapnya.
"Tentu ini menyalahi ketentuan karena penggunaan tabung oksigen harus melalui petugas medis dan tidak bisa asal digunakan," ungkapnya.
Disorot Asing
Indonesia kini mengalami kelangkaan oksigen akibat lonjakan kasus infeksi Covid-19.
Hal itu rupanya turut mendapat sorotan sejumlah media asing.
Dikutip dari Tribunnews.com, BBC pada Senin (5/7/2021) melaporkan kasus meninggalnya 63 pasien Covid-19 di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.
Baca juga: Video Tenaga Kesehatan Dikeroyok 3 Orang gara-gara Tabung Oksigen, Begini Kronologinya
Baca juga: Siaga Penanganan Covid-19, PLN Jaga Keandalan Listrik Pabrik Oksigen di Jawa dan Bali
Dilaporkan, sebelumnya, para pasien ini meninggal dalam kurun waktu 24 jam dan beberapa diantaranya disebut karena krisis oksigen.
BBC menyebut Indonesia saat ini mencatat lebih dari 25.000 kasus infeksi Covid-19 baru harian.
Lonjakan ini dikaitkan dengan peningkatan perjalanan dan varian dekta yang lebih menular.
Indonesia, dikutip dari BBC, menderita wabah Covid-19 terparah di Asia Tenggara.
Saat ini RI telah mencatat sekitar 2,3 juta kasus infeksi dan lebih dari 60.000 kematian.
Kendati demikian, para ahli memperingatkan bahwa kasus infeksi bisa jadi lebih tinggi karena kurangnya tes Covid-19 di Jakarta.
Pekan lalu, pemerintah telah mengumumkan PPKM Darurat Jawa-Bali yang berlangsung sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021.
Sama seperti BBC, media AS, VOA Asia pada Minggu (4/7/2021) juga menyoroti insiden di RSUP Dr Sardjito.
Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas RUSP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengatakan peristiwa itu bermula ketika pada Sabtu, 3 Juni 2021 siang, persediaan oksigen di RSUP Dr Sardjito mulai menipis.
Persediaan oksigen menipis karena pasien Covid-19 masuk secara bersamaan pada Jumat, 2 Juli 2021.
Lonjakan kasus Covid-19 mendorong rumah sakit mendirikan unit perawatan intensif darurat dan pusat karantina baru.
VOA melaporkan, di Tebet, Jakarta nampak antrean warga untuk mengisi ulang tabung oksigen.
Indonesia mencatat 3.298 kematian selama seminggu terakhir, menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.
Media Singapura, Channel News Asia (CNA) pada Sabtu (4/7/2021) melaporkan Pemkot DKI Jakarta mengatakan jumlah pemakaman harian Covid-19 meningkat 10 kali lipat sejak awal Mei.
Pada Sabtu lalu, ada 392 pemakaman dengan protokol kesehatan virus corona.
Mulai Selasa, Indonesia akan membatasi kedatangan WNA dan hanya mengizinkan mereka yang sudah divaksin lengkap serta hasil tes PCR negatif.
Dikutip dari BBC, Indonesia menggunakan vaksin Sinovac dari China untuk sebagian besar program vaksinasi.
Para pakar saat ini tengah mendiskusikan pemberian dosis ketiga untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta.
Langkah Kemenkes Tanggulangi Krisis Oksigen
Berkaitan dengan kelangkaan tabung oksigen, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya akan menyesuaikan pendistribusian oksigen dengan permintaan dan kebutuhan pada masing-masing fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Jika kapasitas yang ada belum bisa memenuhi permintaan rumah sakit, pihaknya akan mengupayakan opsi lain.
Opsi itu adalah meminta bantuan dari Kementerian Perindustrian untuk melakukan konversi tabung oksigen industri demi memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Menkes mengatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan telah memberikan arahan terkait opsi tersebut.
Namun jika upaya ini juga masih belum bisa memenuhi kebutuhan rumah sakit, pemerintah akan mencoba mengimpor oksigen.
"Kalau perlu mengimpor oksigen," kata Budi Gunadi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Fitri Wulandari/Choirul Arifin)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Media Asing Soroti Krisis Oksigen di Indonesia, Sebut Alami Wabah Covid-19 Terparah di Asia Tenggara