Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Dulu di Kapal Pesiar Mewah, Kini Puluhan ABK Asal Nguter Banting Stir, Ada yang Jadi Ojol & Jual HIK

Adapun Pengkol sendiri dikenal sebagai desa pelayaran di Solo Raya, karena banyak warganya menjadi ABK pesiar mewah di AS hingga Eropa.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com
Ilustrasi : Bakul wedangan dapat dispensasi dari Wali Kota Gibran Rakabuming, dalam jam malam yang akan diberlakukan Pemkot Solo pada tempat usaha kuliner dan pusat perbelanjaan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Gelombang pandemi menghantam siapa saja di muka bumi selama hampir dua tahun ini.

Di antaranya menghantam puluhan Anak Buah Kapal (ABK) pesiar mewah asal Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

Bagaimana tidak selama setahun dipulangkan ke Indonesia, belum juga dapat panggilan kerja.

Kenyataan ini berbanding terbalik saat sebelum adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Adapun Pengkol sendiri dikenal sebagai desa pelayaran di Solo Raya, karena banyak warganya menjadi ABK pesiar mewah di Amerika Serikat (AS) hingga Eropa.

Menurut Kades Pengkol, Sugiyo, ada sekira 65 orang warganya yang bekerja di kapal pesiar yang masih di rumah.

ILUSTRASI : Kapal pesiar MV Sirena berlabuh di Perairan Pulau Komodo, Minggu (19/32017). Sebanyak 472 wisatawan asing turun dari kapal di Loh Liang untuk melihat Komodo.
ILUSTRASI : Kapal pesiar MV Sirena berlabuh di Perairan Pulau Komodo, Minggu (19/32017). Sebanyak 472 wisatawan asing turun dari kapal di Loh Liang untuk melihat Komodo. (KOMPAS.COM/Arsyip Syahbandar Labuan Bajo)

Baca juga: Kisah ABK Selamat dari Tragedi Tenggelamnya 14 Kapal di Kalbar, Bertahan 11 Jam Mengapung di Laut

Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh Khas Nguter Sukoharjo untuk Jaga Stamina, Kini Banyak Dicari saat Pandemi

"Yang berangkat baru 7 orang, semuanya itu bagian loundry di kapal," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (4/8/2021).

Sementara untuk ABK lainnya di tempatkan pada posisi restoran maupun pada room yang semuanya masih berada di rumah.

"Yang lainnya juga ingin cepat-cepat berangkat. Tapi banyak yang belum dapat jadwal, dan ada yang ditunda juga keberangkatannya," ujarnya.

Hal ini berdampak pada ekonomi ABK kapal internasional itu.

Sebab, selama satu tahun ini mereka tidak mendapatkan pemasukan.

Sejumlah ABK memutuskan alih profesi, untuk mencukup kebutuhan ekonomi mereka.

"Banyak yang alih profesi, sambil menunggu jadwal keberangkatan mereka," katanya.

"Ada yang jualan online, jadi ojek online, hingga berjualan HIK," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved