Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Liburan ke Pulau Bali menjadi impian sebagian orang, karena memang alam dan kekhasannya menggoda.
Mulai dari pantai, nuansa pedesaan hingga bangunan-bangunannya yang begitu etnik.
Namun jangan berkecil hati jika belum bisa ke sana apalagi sering ke sana tetapi rindu dengan nuansanya.
Di Kabupaten Klaten, kini muncul sebuah bangunan wisata yang kental dengan nuansa Bali.
Namanya Candramaya Pool and Resort di Jalan Dalangan, Dukuh Kajen, Desa Dalangan, Kecamatan Tulung.
Bagaimana tidak, saat akan masuk sudah disambut dengan gapura khas Bali beserta patung di samping kanan dan kirinya diselimuti kain motif kotak-kotak putih-hitam.
Meski belum grand opening, lokasi wisata ini sudah ramai diserbu pelancong.
Terlebih lokasi wisata baru itu hits di media sosial karena memang satu-satunya di Klaten.
Marketing & Social Media Strategist Candramaya Pool and Resort, Bayu Putra Nurhadi mengatakan, konsep yang disajikan memang kental dengan nuansa Bali.
Terlebih sang pemilik resto yang merupakan orang asli Klaten tetapi tinggal di Jakarta, selama ini kagum dan mencintai alam Pulau Bali.
Baca juga: Wisata Hits di Boyolali : Bale Rantjah Park Sawit, Cocok Buat Nyantai Layaknya Pantai Berpasir Putih
Baca juga: Ini Kesaksian Si Begal Payudara di Klaten : Demi Kepusaan, Berkeliaran Cari Mangsa saat Akhir Pekan
"Kemudian dengan inspirasi Bali, membawa konsep dari sana dihadirkan di Klaten," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (4/12/2021).
Adapun menurut dia, di dalamnya cukup luas mulai dari resto untuk makan bernuasa tradisional di pendapa menggunakan meja dan kursi anyaman rotan hingga kolam renang.
Bahkan aneka makanan lengkap tersedia, mau sembari melihat hamparan sawah seperti di Bali atau santap makanan sembari berenang menggunakan nampan.
"Konsep resort kami masih akan terus berkembang dengan pertimbangan dari berbagai aspek, untuk resort akan ada perluasan di bagian belakang, private pool juga masih proses," aku dia.
"Bahkan di pendopo ini akan kita datangkan chef khusus dari Jakarta," ungkapnya.
Dia membenarkan, jika sampai dengan saat ini belum dibuka secara keseluruhan sehingga hanya jam-jam tertentu saja.
"Grand opening pada akhir tahun atau awal tahun nanti," aku dia.
Untuk HTM pengunjung dikenakan tarif Rp 15.000 untuk akhir pekan dan Rp 10.000 untuk hari biasa.
Sedangkan tarif private pool Rp 200.000/10 orang untuk 1 jam.
Nuansa Pantai di Boyolali
Selama ini jika mencari lokasi wisata di Kabupaten Boyolali, kalau tidak umbul ya kawasan pegunungan di lereng Merbabu yang sejuk.
Tapi kini, Boyolali seakan berbeda karena wisata tak biasanya layaknya pantai buatan.
Ya, ada sebuah 'pantai' yang nuansanya sebelas dua belas dengan pantai yang ada di Pulau Dewata itu.
Namanya Bale Rantjah Park yang berada di Kecamatan Sawit.
Mengusung kondisi tak biasa, lokasi ini pun langsung hits.
Baca juga: Wisata Hits Embun Lawu di Tawangmangu : Tawarkan Puluhan Spot Foto Kece, Ini Harga Tiket Masuknya
Baca juga: Rute Menuju Pantai Nampu Wonogiri : Berpasir Putih, Bisa Menikmati Pemandangan Adem dari Atas Bukit
Tempat wisata yang ada di depan kantor Kecamatan Sawit ini menyajikan kolam renang seperti sebuah pantai pada umumnya.
Agar menyerupai sebuah pantai, bagian tepi kolam ini tidak dibikin vertikal.
Kolam renang ini dibuat dengan kemiringan yang bertingkat-tingkat.
Dari dangkal perlahan lalu menuju kolam dalam.
Meski ada kolam sedalam 3 meter, tapi tetap aman bagi anak-anak.
Untuk membatasi anak agar tak masuk kedalam kolam dalam, ada pagar pembatas di tengah-tengah kolam.
Suasan pantai semakin terasa dengan adanya meja bulat yang ada payungnya itu mengitari kolam.
Bahkan, di tengah-tengah kolam juga ada pulau kecil nan cantik yang ditumbuhi pohon kelapa gading.
Pada bagian batang kelapa gading itu juga dibalut dengan kain kotak-kotak hitam putih agar kesan 'Bali' didapatkannya.
Rumput Jepang yang menjadi karpet alami itu kian mempercantik pulau buatan itu.
Untuk menuju pulau itu, penggunjung bisa melalui jembatan kecil yang ada di sebelah utara pulau.
Selain itu juga bisa melalui daratan yang menyambungkan pulau yang berada disisi timur.
Untuk dapat menikmati "Pantai" di Boyolali ini pengunjung harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 20 ribu pada hari Selasa-Sabtu.
Sedangkan pada hari Minggu pengunjung dikenakan biaya masuk Rp 30 ribu.
Lapar usai jalan-jalan atau berenang atau hanya sekedar bermain air pengunjung tak perlu khawatir.
Di Bale Rantjah Park ini juga menyajikan berbagai menu makanan atau hanya sekedar cemilan.
Jika tidak ingin berkerumun karena masih dalam masa pandemi Covid-19, sebaiknya pengunjung tak datang pada hari Minggu atau hari libur.
Jika hanya untuk sekedar nyantai atau tidak ingin berenang bersama keluarga, waktu yang tepat saat sore hari menjelang terbenamnya matahari.
Lampu berwarna kuning yang membentang diatas tempat wisata ini yang sudah dinyalakan akan menambah suasa tenang nan syahdu.
Pantai Berpasir Putih
Tak hanya perbukitan batu, di Kabupaten Wonogiri ada lokasi 'hidden paradise' bernama Pantai Nampu.
Ya, pantai berpasir putih itu ada di Dusun Dringo, Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito.
Selain terkenal masih 'perawan' dan pasir putihnya, wisatawan bisa menikmati pemandangan dari atas bukit.
Untuk menuju ke sana, jika mengambil start dari pusat kota di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, jaraknya sekitar 65 km.
Seperti yang ditelusuri oleh wartawan TribunSolo.com.
Baca juga: Foto-foto Keindahan Pantai Nampu Wonogiri & Membludaknya Wisatawan, Parkiran Pun Bak Pabrik Mobil
Baca juga: Ekonomi Pariwisata Wonogiri Berputar, Pantai Nampu Diserbu Wisatawan: Pedagang Kaget
Jarak sejauh itu bisa ditempuh menggunakan mobil pribadi, motor, maupun bus dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 30 menit.
Pertama, bisa mengambil arah menuju Kecamatan Pracimantoro.
Sampai pasar Pracimantoro, wisatawan harus mengambil kekiri menuju arah Kecamatan Giritontro melalui Jalan Lingkar Selatan (JLS).
Tak cukup sampai di situ, sesampainya di Pasar Giribelah Giritontro, pengunjung harus mengambil jalan ke kanan menuju Kecamatan Paranggupito.
Di Giritontro sendiri, merupakan terminal terakhir atau pemberhentian bus paling selatan.
Sehingga apabila ingin berwisata ke Pantai Nampu, sangat disarankan menggunakan kendaraan pribadi maupun travel.
Masuk Paranggupito, jalanan di sana akan mulai menyempit, pengguna mobil maupun motor harus sangat berhati-hati dan fokus penuh sepanjang perjalanan.
Selain itu, kontur jalan yang naik turun, karena daerah perbukitan, mengharuskan wisatawan harus ekstra hati-hati.
Banyak jurang menganga sepanjang jalan menuju Pantai Nampu. Ketika sudah sampai pertigaan besar di dekat Balai Desa Desa Paranggupito, ambil jalan kekiri untuk menuju pantai.
Baca juga: Pedagang di Pantai Nampu Wonogiri Ketiban Rejeki, Langsung Kulakan Dadakan
Baca juga: Kader Pro Ganjar Disebut Celeng Bukan Banteng oleh Bambang Pacul, Ini Kata Pengamat Politik UNS Solo
Dari sana, Pantai Nampu semakin dekat, kurang lebih hanya berjaya 10 km dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit.
Meski begitu, pengunjung masih harus ekstra hati-hati, jangan terlalu euforia karena pantai sudah dekat. Ingat, jalan tak terlalu lebar dan berada di daerah perbukitan.
Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan, tibalah di Pantai Nampu.
Dari tempat parkir, pengunjung hanya perlu berjalan menuruni tebing tak sampai 50 meter.
Memang, letak Pantai Nampu berada di bawah tebing.
Tapi tenang, walau cukup curam, jalan menuju kebawah sudah dibangun anak tangga sehingga aman.
Sesampainya di bawah, pengunjung tinggal menikmati indahnya Pantai Nampu.
Dengan ombak yang tak terlalu besar dan pasir putih menawan, Pantai Nampu sangat cocok sebagai tempat berlibur bersama keluarga.
Foto-foto Keindahan Nampu
Selama berbulan-bulan lamanya, lokasi objek wisata tutup karena adanya pelaksanaan aturan PPKM.
Tak terkecuali Pantai Nampu di Dukuh Dringo, Desa/Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri.
Namun sejak beberapa hari dibuka, pantai di pesisir selatan Wonogiri itu mulai dipadati wisatawan seperti pada akhir pekan, Minggu (10/10/2021).
Tampak dari pintu masuk, parkiran hingga garis pantai semua penuh dengan pengunjung.
Bahkan parkiran bak pabrik mobil tak ada tempat kosong dan berjajar rapi, berikut fotonya :
Adapun penuhnya wisatawan di Pantai Nampu, karena penurunan level PPKM di Wonogiri, sehingga ratusan wisatawan tumpah ruah.
Pengelola Pantai Nampu, Wawan Kristiawan, mengaku bahwa pengunjung pada hari Minggu lebih banyak daripada hari sebelumnya.
"Belum persiapan, kita juga kaget karena pengunjung cukup banyak. Kita belum siap-siap, ini juga seadanya. Nggak pakai retribusi, parkir juga seikhlasnya," kata dia.
Baca juga: Penampakan Pasar Giribelah Wonogiri Usai Terbakar, Aktivitas Perdagangan Kembali Normal
Baca juga: Putra Bupati Wonogiri Jekek Merilis Buku, Isinya Tentang Kehidupan yang Jarang Ditemani Sang Ayah
Pantauan lapangan TribunSolo.com, tak hanya kendaraan berplat Wonogiri, kendaraan berplat luar kota pun banyak.
Ratusan mobil berjajar rapi di tempat parkir.
Wisatawan juga terlihat bermain di pantai, ada juga yang hanya bersantai sembari menikmati pasir putih khas Pantai Nampu.
Di antaranya banyaknya pengunjung, terdapat juga anak-anak.
Padahal berdasar Instruksi Bupati, anak dibawah 12 tahun dilarang masuk.
Wawan mengaku, hal tersebut terjadi karena pihaknya belum bersiap untuk menyambut datangnya pengunjung.
Ia mengklaim juga tak menyangka pengunjung akan sebanyak itu.
"Dari dulu banyak yang wisata kesini, cocok buat keluarga apalagi anak-anak, karena ombaknya aman," aku dia.
Kepala Dusun Dringo, Jumani juga mengamini bahwa pengelola belum melakukan persiapan.
"Saya juga tidak menyangka, tiba-tiba kok banyak pengunjung. Kita sudah meminta warga yang berjualan untuk menerapkan prokes," akunya.
Memang, tak ada yang bisa dilakukannya untuk mencegah pengunjung yang masuk, karena memang belum melakukan persiapan.
Wisatawan, Heru Setiono mengaku mendapat informasi tentang pembukaan tempat wisata di Wonogiri dari rekannya.
"Memang ramai, tapi kita tetap waspada. Tapi ini untuk refreshing, saya berharap ini bisa tetap berlanjut (pembukaan)," ungkapnya. (*)