TRIBUNSOLO.COM -- Timnas Indonesia meraih gelar runner up di Piala AFF 2020.
Nah, ada evaluasi dari Shin Tae-yong terkait performa Timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Salah satunya adalah krisis striker sebagai ujung tombak permainan.
Namun ada angin segar untuk Timnas Indonesia.
Seorang pemuda berdarah Belanda ini melemparkan kode ingin dinaturalisasi PSSI.
Usianya pun baru 17 tahun, dan menariknya ia berposisi sebagai striker.
Baca juga: Viral Nama Akun Facebook Masa Kecil Pratama Arhan Jadi Sorotan, Netizen : Nama Adalah Doa
Baca juga: Analisa Shin Tae-yong, Inilah Alasan Timnas Thailand Bisa Jadi yang Terkuat se-Asia Tenggara
Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menyebut posisi striker adalah yang paling lemah di Skuat Garuda dalam Piala AFF 2020.
Hal itu disampaikan Tae-yong usai Indonesia bermain imbang 2-2 dengan Thailand di pertandingan kedua Final Piala AFF 2020.
"Di tim kami memang posisi yang paling lemah itu striker," ucap Tae-yong.
Juru taktik asal Korea Selatan tersebut juga memberikan perhatian khusus terkait maraknya penggunaan striker asing di klub-klub liga lokal di Indonesia.
Minimnya kesempatan bagi pemain asli Indonesia untuk jadi striker di klub-klub liga lokal, disebut Tae-yong menjadi penyebab timnas kekurangan materi penyerang yang berkualitas.
"Di liga indonesia striker-striker pun orang asing yang banyak dipakai. Maka dari itu pemain-pemain indonesia khususnya striker susah sekali berkembang," ucap dia.
Di leg kedua Final Piala AFF, Tae-yong memberikan kesempatan pada tiga striker timnas untuk tampil. Yakni Dedik Setiawan, Hanis Saghara, dan Ezra Wallian.
Momen paling disorot adalah ketika Tae-yong menggantikan Hanis Saghara, yang baru masuk menggantikan Dedik.
Hanis Saghara kala itu digantikan oleh Ezra Wallian di menit-menit akhir pertandingan.
"Sebagai striker harusnya lebih bekerja keras dari posisi lain, tapi karena kurangnya itu (bekerja keras) ya digantikan pemainnya," ucap Tae-yong mengungkap alasan menarik Hanis Saghara keluar lapangan.
Tae-yong berharap agar Hanis Saghara maupun striker lain di timnas tidak kecewa, apalagi frustrasi.
"Tapi semoga pemain yang diganti itu jgn patah hati dan frustrasi, tapi jadikan itu motivasi untuk terus berkembang lebih baik dari sekarang," pungkas dia.
Jim Croque Bisa Jadi Solusi?
Rupanya, Indonesia masih memiliki mutiara muda yang kini berkiprah di Eropa.
Ia adalah Jim Croque, talenta muda berdarah Indonesia keturunan Jogja yang lahir di Belanda.
Nama lengkapnya Jim Roberto Croque.
Pemain ini sebelumnya sudah mengirim sinyal ingin membela Tim Garuda Muda.
Posisinya pun pas untuk Timnas Indonesia racikan Shin Tae-yong.
Jim Croque berposisi sebagai goal getter, ia menempatkan diri sebagai penyerang tengah.
Jalan PSSI untuk menaturalisasi Jim Croque cukup mulus, lantaran kakek dan nenek dari ayah sang pemain berasal dari Yogyakarta.
Ketertarikan Jim Croque terhadap Indonesia terlihat dari bio di akun Instagramnya, di mana ia menyematkan bendera Indonesia dan Belanda bersandingan.
Dilansir dari akun FootBallTalks.id, Jim Croque menyatakan ketersediaannya gabung Timnas U19 jika memang ada panggilan dari federasi.
Namun, Jim Croque ingin federasi sepakbola Indonesia untuk memanggil talenta-talenta keturunan seusianya seperti Xiamaro Thenu (Akademi Vitesse) & Lucas Conen (Akademi Nac Breda).
Prestasi Jim Croque
Jim Croque pernah dinobatkan sebagai Talent of The Year Month Akademi Vitesse.
Dalam video yang dinggah di kanal YouTube Yussa Nugraha, ia terbuka membela Timnas Indonesia di masa mendatang.
''Keputusan sulit (jika dipanggil Timnas Indonesia) karena di sini ada Timnas Belanda. Tentu aku akan mengapresiasi undangannya tapi aku belum bisa memberi jawaban. Jawaban ini tidak bisa kuberikan dengan cepat,''kata Jim Croque.
''Tentu sebuah kehormatan (jika dipanggil Timnas Indonesia) tapi aku belum ada jawaban definitif,'' ucap dia lagi.
Untuk karier juniornya, Jim Croque saat ini membela Vitesse Arnhem di Liga Belanda U-18 2021-2022.
Jim Croque sudah mengemas tiga gol dalam sepuluh penampilan. (*)