Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kejadian memilukan terjadi di Klaten, seorang warga meninggal setelah tidak dipinjami ambulans oleh Puskesmas Gantiwarno.
Hal ini menyedot perhatian dari DPRD Klaten.
Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi dampak tidak diizinkan dipinjamnya ambulans ini terasa langsung ke warga.
Baca juga: Kata Dinkes Ada Warga Klaten Meninggal Usai Tak Dipinjami Ambulans Puskesmas Gantiwarno : Kita Bina
Baca juga: Jadwal Vaksin Booster di Karanganyar: Ada di Seluruh Puskesmas, Pelayanan Pagi hingga Siang
Menurut dia, dalam keadaan kritis seperti itu, seharusnya pihak Puskesmas Gantiwarno bisa memberikan kelonggaran soal aturan.
"Yang jelas kemanusiaan itu harus didahulukan dan kejadian kemarin itu sangat saya sayangkan. Kedepan seharusnya tidak ada alasan lagi untuk menolak urusan kemanusiaan," tegasnya saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (30/4/2022).
Menurut dia, secara aturan memang ada prosedur yang harus dilalui, namun saat keadaan kritis untuk masyarakat harusnya bisa dicarikan solusinya.
"Saya tahu secara aturan ambulans itu bisa digunakan untuk pasien dengan rujukan dari Puskesmas ke rumah sakit dan sebagainya," papar Hamenang.
Menurutnya saat kondisi darurat, aturan yang ada bisa dikesampingkan.
Baca juga: Kronologi Warga Geruduk Puskesmas Gantiwarno Klaten : Ada yang Meninggal Usai Tak Dipinjami Ambulans
"Karena itu kondisinya gawat darurat, sehingga apapun konsekuensinya harus dibantu. Kalaupun nanti timbul biaya bisa dipikirkan nanti, karena pasti ada yang bertanggung jawab," tambah Hamenang.
Menurut Hamenang, respon warga yang langsung menggeruduk puskesmas sesaat setelah kejadian tersebut adalah hal yang lumrah.
"Itu hal wajar dan itu realistis, karena secara aturan mungkin warga tidak paham. Selain itu warga yang awan dihadapkan dengan keadaan seperti itu adalah hal yang lumrah," ungkapnya.
Dari kasus tersebut, secara aturan Puskesmas Gantiwarno benar, namun secara kemanusiaan tidak tepat.
Baca juga: Pedagang Keliling Asal Gantiwarno Positif Covid-19, Sehari-hari Biasa Berjualan di Gunungkidul
Sebab, saat itu kondisi ambulans ada, namun tidak boleh dipakai.
"Kalau alasannya karena tidak ada sopir. Bisa saat itu kasih warga yang nyetir terus ambulance dipakai dulu ke rumah sakit, nanti ada warga lain yang ditinggal untuk jaminan nunggu di Puskesmas," kata dia.
Terkait hal ini, DPRD Klaten akan menanggil pihak Puskesmas Gantiwarno.
"Karena saat ini terhalang libur lebaran, Kedepannya akan kita panggil bersama teman-teman di Komisi 4 untuk mengumpulkan temen-temen dari Puskesmas," ujar Hamenang.
"Karena warga seharusnya mendapatkan pelayanan terlebih saat itu dalam keadaan Darurat. Seharusnya kita sebagai pelayan masyarakat bisa membantu meski terkadang harus dibenturkan dengan aturan yang ada," pungkasnya.
Geruduk Puskesmas
Ratusan orang dari Desa Jabung menggeruduk Puskesmas Gantiwarno, Kabupaten Klaten.
Peristiwa itu disebabkan warga tak terima, karena tak diperbolehkan meminjam ambulans bagi salah satu warganya yang sakit.
Nahasnya warga Dukuh Jabung Wetan bernama Danang Eko Sudigdo (47) meninggal dunia karena tidak segera mendapat pertolongan pertama.
Bahkan saat geruduk dan adu mulut dengan penjaga puskesmas warga bersorak penutupan.
Hal ini terlihat dari video saat detik-detik warga meluapkan kekesalannya pada petugas.
"Pinjam ora go piknik, go nyelametke warga kami, ambulans dibeli dari pajak rakyat bukan gajine njenengan," kata warga saat geruduk puskesmas.
Kejadian ini dibenarkan oleh Hery Susanto (47) selaku adik ipar almarhum Danang Eko Sudigdo.
Awal mula kejadian itu saat kakanya pingsan usai bermain bulu tangkis di balai desa setempat pada Jumat (29/4/2022) malam sekira pukul 21.15 WIB.
"Saat itu bermain bulutangkis bersama anaknya, setelah main istirahat duduk-duduk, terus pingsan," ungkap kepada TribunSolo.com, Sabtu (30/4/2022).
Melihat kejadian itu, warga lantas minta tolong ke Puskesmas Gantiwarno untuk diantarkan ke rumah sakit menggunakan ambulans milik puskesmas.
"Tapi kenyataan pahit, tidak dizinkan karena tak memenuhi prosedur kata petugas, padahal emergency loh," tambahnya.
Baca juga: Puncak Mudik di Terminal Ir Soekarno Klaten Lewat : H-3 Lebaran 915 Orang Masuk, H-2 Cuma 207 Orang
Baca juga: Geliat Mudik di Terminal Ir Soekarno Klaten : H-3 Lebaran, Masih Sepi Pemudik
Hery menjelaskan, meskipun saat itu warga telah menyampaikan keadaannya membutuhkan pertolongan cepat, tetapi saja tidak diberikan izin.
"Namun atas inisiatif warga, ada yang mengeluarkan mobil pribadi untuk mengantarkan ke rumah sakit," sambungnya.
Karena ditolak, warga lantas melarikan korban secepatnya ke rumah sakit terdekat.
Saat diperjalanan ke rumah sakit, salah satu warga menghubungi Hery jika kakaknya masih sadarkan diri.
Namun takdir berkata lain, karena lamanya perjalanan sampai ke rumah sakit membuat kakaknya tidak tertolong.
"Saya langsung menuju rumah sakit, tapi saat saya sampai kakak sudah meninggal," ujarnya.
Baca juga: Tips Agar Terhindar Kemacetan saat Mudik di Klaten : Ada 9 Titik Jalur Alternatif, Rutenya Lengkap
Baca juga: Kesal Sisa Tagihan Tak Kunjung Dibayar, Pemborong di Semarang Nekat Preteli Genting Puskesmas
Kedes Sempat Dampingi Warga
Kepala Desa Jebung, Pramono Hadi bahkan sempat ikut mendatangi Puskesmas Gantiwarno untuk meminta kejelasan kenapa ada penolakan peminjaman ambulans.
Pramono menanyakan alasan tidak diperbolehkannya warga setempat menggunakan ambulans.
"Katanya penolakan tersebut berdasarkan instruksi dari penanggung jawab klinik tersebut atas perintah Pak Kepala Puskesmas (Kapus) Gantiwarno," ungkapnya.
Tidak puas dengan jawaban itu, Pramono langsung menelpon Kepala Puskesmas untuk memastikan pernyataan itu, namun hal tersebut dibantah oleh Kepala Puskesmas.
"Kalau kata Kapus Gantiwarno, semua warga boleh menggunakan ambulans itu," dia menirukan perkataan Kapus Gantiwarno.
Saking alotnya perdebatan, bahkan menurutnya warga yang berkumpul menggeruduk Puskesmas Gantiwano semakin banyak bahkan hingga ratusan orang.
Bahkan warga yang geruduk puskesmas sampai pukul 02.00 WIB.
Untuk meredam warga, akhirnya dirinya meminta Kapus Gantiwarno untuk datang dan bertemu dengan warga.
"Saya berharap agar Kapus datang dan menjelaskan secara langsung agar warga mendengarnya secara langsung," ungkapnya.
"Namun beliau tidak hadir dan hanya diwakilkan oleh penanggung jawab klinik tersebut, akhirnya terjadilah dialog seperti yang ada seperti di video yang beredar," jelasnya. (*)