TRIBUNSOLO.COM - Marebaknya kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang hewan, membuat perdagangan kambing dan sapi dibatasi.
Pasar hewan di Tuban pun ditutup akibat kasus PMK.
Dampaknya, pedagang hewan kurban nekat berjualan di pinggir jalan.
Baca juga: Media Asing Sebut Aset Kekayaan Kekasih Nikita Mirzani Tak Sampai Rp 19 Miliar
Pasar Bongkaran, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Tuban ditutup sejak Kamis (9/6/2022) lalu.
Pedagang nekat menjual kambing di tepi jalan, meski sepi pembeli.
Bahkan, harga hewan ternak juga merosot akibat terdampak PMK.
Baca juga: Pria di Lamongan Nekat Unggah Foto Istrinya yang Sedang Mandi ke FB,Ternyata Gara-gara Pisah Ranjang
"Harga kambing turun, rugi di depan mata," kata Jono, pedagang kambing, Jumat (10/6/2022).
Ia menjelaskan, satu ekor kambing domba jantan yang dibeli dari peternak dengan harga Rp 3 juta, kini hanya laku seharga Rp 2,6 juta.
Meski dijual dengan harga murah, namun diakuinya juga sulit laku.
Jika biasanya bisa menjual 2-3 ekor kambing per hari, kini untuk menjual 1 ekor saja susah.
Baca juga: Cerai dari Alizia, Adul Kini Lepas Status Duda, Sudah Resmi Menikah dengan Wenty Ery Fitriani
"Ini belum ada yang laku, sulit jualnya sekarang. Semoga PMK segera tertangani dan pasar bisa segera dibuka," pungkasnya.
Pedagang kambing lainnya, Sugiarto juga menyatakan hal yang sama.
Dia mengatakan, penutupan pasar kambing sangat berdampak pada penjualan.
Ia pun berharap wabah PMK segera berakhir, agar pasar kambing bisa segera dibuka.
"Ya jual satu saja sekarang tidak laku, belum tahu ditutup sampai kapan ini," pungkasnya.
Baca juga: Potret Perayaan Jan Ethes Lulus TK, Tak Didampingi Gibran dan Selvi Ananda yang Bertugas ke Paris
Sekadar diketahui, sebelumnya Pemerintah Kabupaten Tuban juga melakukan penutupan pasar sapi.
Tiga pasar hewan yaitu Tuban, Kerek dan Jatirogo ditutup mulai 1-14 Juni 2022. (*)
(Tribun Jatim/M Sudarsono)