TRIBUNSOLO.COM -- Presenter Ruben Onsu saat ini masih berjuang melawan penyakitnya.
Ruben Onsu pun mengungkap hasil pengobatannya ke Singapura beberapa hari lalu.
Setelah menjalani pemeriksaan, termasuk endoskopi, dokter spesialis darah yang ditemui Ruben Onsu di Singapura menemukan kondisi yang dialami Ruben Onsu.
Baca juga: Ruben Onsu Berobat ke Singapura, Ini Fakta Seputar Empty Sella Syndrome Penyakit yang Diidap Ruben
Keadaan itu membuat Ruben sampai harus sering menerima transfusi darah.
Menurut pengakuannya, Ruben Onsu mengalami kondisi penyempitan sumsum tulang belakang.
"Keberangkatan saya ke Singapura ke spesialis darah, kenapa darahnya selalu berkurang, kenapa selalu transfusi terus, itu yang ditelaah," kata Ruben dikutip dari Brownis Trans tv.
"Akhirnya kemarin ada salah satu yang dikasih (tahu) dokter, adanya penyempitan sumsum tulang belakang," imbuh Ruben.
Dirinya lantas menjelaskan seperti apa kondisi tersebut hingga membuatnya harus sering-sering menerima transfusi darah.
Baca juga: Raffi Ahmad Sindir Kru TV yang Dorong Ruben Onsu Sampai Jatuh, Irfan Hakim Ikut Nimbrung
"Di mana darahnya jadi kayak kegencet, kesumbat gitu. Jadi dia tidak berproduksi," jelasnya.
Sedangkan kondisinya yang lain di bagian otak, membutuhkan darah cukup banyak.
"Sementara gue juga fokus ke bagian otak, sehingga darahnya lebih menang ke otak," ungkap Ruben.
Diketahui sebelumnya, Ruben Onsu beberapa kali dirawat di rumah sakit untuk menerima transfusi darah.
"Biasa, per tiga minggu kemarin ini harus cek darah lagi, darahnya terus berkurang," kata Ruben mengenai kondisinya yang saat itu harus kembali ke rumah sakit.
Ruben bisa menghabiskan hingga tujuh kantong darah dalam sekali transfusi darah.
Mengutip Mayo Clinic, penyempitan sumsum tulang belakang adalah penyempitan ruang di dalam tulang belakang yang dapat memberi tekanan pada saraf yang berjalan melalui tulang belakang.
Kondisi ini paling sering terjadi di punggung bawah dan leher dengan gejala berbeda pada setiap orang.
Namun mungkin terjadi kesemutan, masalah dengan jalan dan keseimbangan, sakit leher atau tulang punggung, mati rasa dan kelemahan otot.
Baca juga: Kru TV yang Dorong Ruben Onsu Hingga Jatuh Tersungkur Akhirnya Minta Maaf, Mengaku Tak Sengaja
Sementara itu, Ruben juga didiagnosa mengalami Empty Sella Syndrome di bagian otaknya.
Sindrom sella kosong (ESS), seperti dikutip dari John Hopkins Medicine, dapat terjadi saat orang memiliki sella tursika yang membesar.
Ini adalah struktur tulang di mana kelenjar pituitari berada di dasar otak. Selama tes MRI pada area tersebut, kelenjar pituitari pertama-tama mungkin terlihat seperti hilang.
Terdapat dua jenis ESS, pertama adalah saat kelenjar pituitari terlihat rata, biasa dialami pada wanita obesitas atau tekanan darah tinggi.
Sedangkan ESS tipe kedua adalah disaat kelenjar pituitari mengecil yang bisa disebabkan oleh operasi, perubahan genetik, cedera hingga terapi radiasi. (*)