Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Suasana haru mengiringi pemakaman korban kecelakaan maut yang terjadi di Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri.
Diketahui, minibus pembawa rombongan tilik bayi dari Desa Kulurejo, Nguntoronadi mengalami kecelakaan tunggal pada Senin (21/11/2022) malam.
Sekretaris Desa Kulurejo, Kardiyanto menjelaskan sebanyak delapan warganya menjadi korban dalam peristiwa nahas itu.
Dia menjelaskan, delapan jenazah itu dimakamkan di dua tempat, yakni TPU Geneng Desa Kulurejo dan TPU Gunung Cilik Karangturi Desa Kulurejo.
"Yang di TPU Geneng ada enam jenazah dan di TPU Gunung Cilik dua jenazah. Tadi pemakaman dimulai pukul 09.00 WIB," kata dia, kepada TribunSolo.com, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Minibus Maut di Wonogiri Versi Polisi : Minibus Tak Kuat Naik Tanjakan
Baca juga: Daftar 8 Korban Meninggal Dunia dalam Peristiwa Bus Masuk Jurang di Nguntoronadi Wonogiri
Pandangan mata TribunSolo.com di TPU Geneng, pemakaman itu dibantu oleh warga dan relawan.
Sementara itu, sejumlah pihak keluarga korban juga berada di lokasi.
Suasana haru sangat terasa disana, banyak dari keluarga korban yang terlihat matanya sembab, ada juga yang masih menangis.
Seperti saat pemakaman Darmi. Pemakaman Darmi menjadi yang terakhir di TPU Geneng. Jenazah Darmi diiringi pihak keluarga.
Diantara pihak keluarga itu, duka mendalam sangat dirasakan oleh Salsa yang merupakan cucu Darmi.
Salsa harus dituntun oleh kakeknnya Sulino yang juga suami korban Darmi.
Berulang kali, Salsa menangis.
Ada kata yang selalu terucap dari mulut Salsa, yakni "Ojo nilapne aku, aku ditilapne," atau dalam bahasa Indonesia jangan ditinggal.
Tak hanya itu Salsa juga berulang kali memohon ke Sulino kakeknya, jangan sampai kakeknnya itu juga meninggalkan Salsa.
"Bapake ojo nilapne aku, ojo melu mboke, ojo nilapne," kata Salsa sambil terus menangis menyasikan jenazah Darmi masuk ke liang lahat.
Kades Kulurejo, Aris Hartanto, mengatakan bahwa Salsa sangat dekat dengan Darmi neneknya. Sebab dari kecil Salsa diasuh kakek dan neneknya itu.
"Salsa dan neneknya sangat dekat. Sejak kecil Salsa tinggal bersama nenek dan kakeknya," kata dia usai pemakaman.
Lebih jauh, Kades menjelaskan 6 korban yang dimakamkan di TPU Geneng yakni Darmi, Paikem, Jiyem, Warisyem, Sumirah dan Sri Suwarmi.
Sementara korban yang dimakamkan di TPU Gunung Cilik adalah Marinah dan Sugiyatmi.
"Pemakaman ini dibantu oleh warga desa lain dan sukarelawan. Terakhir ini jenazah Ibu Darmi," pungkasnya.
(*)