Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Talud sepanjang 15 meter yang berada di perbatasan Klaten-Gunung Kidul, tepatnya di Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten longsor setelah hujan lebat mengguyur kawasan tersebut, Kamis (2/2/2023) sekira pukul 20.30 WIB.
Warga setempat, Suparno (55) mengatakan kejadian tersebut terjadi diduga karena talud tidak kuat menahan limpasan arus air liar.
Limpasan tersebut terjadi akibat saluran irigasi yang berada di sekitar rusak.
"Jadi di atas sebenarnya ada sungai irigasi, karena aktifitas tambang saluran air nya rusak tidak diperbaiki," ucapnya.
Lokasi penambangan sebenarnya masuk dalam wilayah Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul.
Baca juga: Banjir di Plosowangi Klaten Akibatkan 1 Sekolah Terdampak, Para Siswa Terpaksa Diliburkan
Baca juga: Pohon di Manisrenggo Klaten Tumbang Diterjang Angin, Timpa Rumah dan Sempat Tutup Akses Jalan
Namun itu berdampak kepada masyarakat Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Bometen, Sugeng Widodo mengatakan sebelumnya kejadian serupa sudah pernah terjadi.
"Sebelumnya juga pernah terjadi di sebelah, namun hingga kini belum selesai," kata Sugeng.
Akibat dari kegiatan penambangan menyebabkan tanah menjadi labil dan saluran air tidak bisa langsung mengalir di salurannya.
"Saluran airnya tertimbun material, jadi airnya liar membuat tanggul ambrol," ucapnya.
Warga meminta pihak penambang agar memenuhi kewajibannya terlebih dahulu agar tidak merugikan masyarakat.
"Kami warga meminta pihak tambang boleh beroperasi sepanjang apa yang menjadi tanggung jawab dipenuhi, jangan merugikan masyarakat," ujarnya.
Lokasi tersebut juga didatangi oleh Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya.
"Tadi sudah menemui pemilik tambang, bagaimanapun longsor juga akibat dari dampak penambangan," kata dia.
"Pihak penambang juga bertanggung jawab untuk membantu memperbaiki kerusakan akibat longsor, pihak penambang meminta waktu 2 hari perbaikan," imbuhnya.
Ia juga menghimbau agar dibuatkan saluran air agar mengantisipasi air supaya tidak langsung ke pemukiman.
(*)