Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Gunung Merapi terpantau terus mengeluarkan abu vulkanik sejak Sabtu (11/3) kemarin.
Bahkan Minggu (12/3/2023) pagi ini, Gunung Merapi dilaporkan mengeluarkan awan panas guguran.
Abu vulkanik atau hujan abu ini ternyata bak dua mata pisau.
Mengapa demikian?
Sebab di satu sisi, abu vulkanik tersebut ternyata memiliki dampak positif terhadap kesuburan tanah.
Tumbuk, petani asal Desa Jrakah, Selo, Boyolali mengatakan abu tersebut bisa menjadi 'rabuk' atau pupuk alami.
"Ya tanah yang terkena abu jadi subur, sama seperti rabuk fungsinya," ujar Tumbuk kepada TribunSolo.com, Minggu (12/3/2023)
Meskipun baik bagi tanah, ternyata abu juga memiliki dampak negatif.
Baca juga: Hampir 24 Jam, Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi Masih Turun di Sejumlah Desa di Boyolali
Baca juga: Pagi Ini, Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran 6 Kali & Lava Pijar 7 Kali ke Arah Barat Daya
Ya, abu vulkanik tersebut ternyata tak baik bagi tanaman dan hasil tanaman.
Dari pantauan TribunSolo.com, tanaman yang terkena abu terlihat mengering.
"Tapi kalau abu kena tanaman ya bisa 'suloyo', ngaruh ke hasil tanaman," jelas Tumbuk.
Sekedar informasi, pantauan Tribunsolo.com, guguran abu sudah terlihat sejak memasuki Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali.
Tampak atap rumah dan halaman pemukiman warga masyarakat tertutup rata oleh abu vulkanik.
Begitu pula halaman dan atap sekolah SMP 2 Cepogo juga tertutup abu.
Hingga pukul 10.00 WIB, guguran abu masih terasa di wilayah Desa Jrakah.
Meski begitu warga masih beraktivitas normal seperti biasanya.
(*)