Sekolah Internasional

Melihat Semangat Belajar di Al Firdaus, Kurikulum Merdeka untuk Memerdekakan Minat Belajar Siswa

Penulis: Ibnu DT
Editor: Rifatun Nadhiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana belajar mengajar di PYP Al Firdaus

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Penerapan framework Internasional Baccalaureate (IB) di Primary Years Programme (PYP) Al Firdaus, dinilai sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Keduanya dirasakan mampu memerdekakan cara belajar siswa dengan menumbuhkan kembangkan minat tanpa mengesampingkan nilai akademik.

Baca juga: Serunya Kegiatan Belajar TPP Al Firdaus di Bulan Puasa: Praktek Salat Hingga Mengenal Sejarah Masjid

Seperti yang dirasakan siswa kelas 6, PYP Al Firdaus, Diera Valeska Prasetyanto.

Sebagai siswa yang aktif berpendapat, ia merasakan, dalam proses belajar mengajar banyak terjadi interaksi antar siswa ataupun dengan guru.

Selain itu, ia juga tak pernah dipaksa mencapai target yang sama dengan teman sekelasnya.

"Misal ada pelajaran soal menyanyi tapi untuk yang tidak bisa menyanyi juga nggak dipaksa, jadi ustadz di sekolah mengarahkan kita sesuai potensi dan minat kita," terangnya menjelaskan kondisi belajar di dalam kelas.

Baca juga: Serunya Ratusan Anak-anak Paud Ikuti Lomba Fashion Show dari TPP Al Firdaus, Ajang Kembangkan BakatĀ 

Diera pun mengaku, merasa terfasilitasi dalam mengembangkan minat dan bakatnya sebagai konten kreator.

"Aku bisanya apa maunya apa dan asatidz (guru) yang ada di sekolah tidak memaksakan harus bagus di semua pelajaran," ungkapnya.

Dengan cara belajar yang semacam itu, ia merasa senang dan menikmati proses belajar yang sekolahnya terapkan selama ini.

"Jadi di kurikulum merdeka belajar ini, di sekolahku kita enggak cuman belajar materi dan teori terus, tapi kita juga belajar untuk menjadi orang yang berkarakter baik, jadi kaya diajarin adab, spiritual gitu."

"Soalnya kata asatidz, adab dulu baru ilmu," tukasnya.

Sementara itu, diungkapkan Primary Years Program Coordinator Al Firdaus, Aris Ariyanti kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Gelar MYP Exhibition, Al Firdaus Ingin Siswa Lebih Dalami Hobi dan Minat

Bahwa salah satu bagian penting dalam pendidikan adalah kurikulum pembelajaran.

Ia menambahkan, jika di PYP Al Firdaus menggunakan framework Internasional Baccalaureate (IB).

Framework tersebut digabungkan dengan pendidikan di Indonesia yakni Kurikulum Merdeka, di mana kedua kurikulum tersebut menawarkan kemerdekaan dalam belajar.

"Belajar di Al Firdaus, kita (guru) lebih mengoptimalkan semua potensi yang ada pada siswa, jadi pembelajaran yang kita lakukan berfokus pada siswa."

Karena, pada dasarnya anak-anak itu tidak bisa disamakan, atau dengan kata lain tidak bisa satu orang anak dikatakan pintar jika nilai matematikanya bagus, atau anak dikatakan pintar jika mampu juara olimpiade.

Tapi seorang pendidik harus bisa melihat potensi yang ada pada diri anak tersebut.

"Setelah kita tahu (potensi) itu, maka itu yang kita kembangkan."

"Nantinya, menu pembelajaran akan disesuaikan agar berfokus ke (potensi) anak, yakni mengakomodir kebutuhan dan minatnya anak," terangnya.

Ia memberikan contoh jika seorang anak memiliki potensi di olahraga, maka tugas guru mengakomodir potensi di tersebut.

Namun guru juga tidak boleh meninggalkan sisi akademik dari siswa tersebut, tentunya dengan tidak disamakan dengan anak yang berminat dan memiliki potensi di bidang akademik.

"Potensi yang ada kita maksimalkan, tapi kita juga terus mengejar ketertinggalannya dari sisi kognitifnya."

"Jadi guru di sini hanya sebagai fasilitator," tegasnya.

Sehingga standar nilai kognitif setiap akan berbeda, karena pada hakikatnya setiap anak terlahir berbeda-beda.

"Karena pada intinya, kita berusaha agar anak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri atas potensi yang ada dalam diri siswa tersebut, jangan sampai anak berkecil hati karena nilai matematikanya tidak bagus," pungkasnya.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Ia berharap, banyak perubahan yang bisa dihasilkan dari Kurikulum Merdeka.

"Kurikulum Merdeka itu sangat bagus dan sangat manusiawi, karena sangat memanusiakan anak-anak,"

"Tapi yang paling penting adalah perubahan paradigma atau mindset dan ini harus menjadi konsentrasi dari pemerintah," terangnya.

Lanjut Ariyanti, ia berharap bahwa perubahan tidak hanya sekedar perubahan kurikulum saja.

Namun, perubahan juga terjadi pada cara mendidik anak, agar menghasilkan anak yang mampu tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya agar mereka dapat hidup ditengah masyarakat yang majemuk.

Patut diingat jika Selasa, (2/5/2023), tanah air memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Peringatan tersebut merupakan peringatan yang sangat penting dan bersejarah bagi bangsa dan negara kita.

Dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam mengatasi situasi dan kondisi bangsa negara kita saat ini.

Salah satu bagian penting dalam pendidikan adalah kurikulum pembelajaran.

(*)

Berita Terkini