Namun demikian, Daryono mengaku partainya telah siap dengan segala kemungkinan yang ada terkait sistem Pemilu 2024 kedepan.
Baca juga: Sinyal PKS Koalisi dengan Golkar di 2024 Menguat, Daryono Sebut Sekar Tandjung Calon Wali Kota Solo
"Kita sebenarnya sudah mengantisipasi, kita sebenarnya sudah menyiapkan skenario untuk menghadapi kalau tertutup. Kalau diminta memilih, memilih terbuka gitu aja," tambahnya.
Hal itu diakui Daryono lantaran PKS selalu menanamkan nilai pada setiap kadernya bahwa pen-caleg-an merupakan tugas yang diberikan partai.
"Alhamdulillah kalau di PKS itu kita menanamkan bahwa pencalegkan itu adalah penugasan. Jadi bukan permintaan, kita memberikan penugasan kepada kader, kepada yang jadi caleg-caleg sehingga mereka tidak meminta nomor," jelasnya.
"Alhamdulillah sudah kita sampaikan, dan juga kita sudah ada strategi kalau misalnya terbuka seperti apa kalau tertutup seperti apa untuk bagaimana mengelola semua caleg tetap bergerak," terang Daryono.
Sementara itu Ketua DPD II Golkar Solo, Sekar Tandjung menegaskan hal yang sama terkait sistem Pemilu 2024 mendatang.
"Partai Golkar dari seluruh jajaran dari pusat provinsi sampai kota tetap menyuarakan agar sistem pemilu nanti tidak berubah, tetap proposional terbuka," terang Ketua DPD II Golkar Solo itu.
Baca juga: Safari Politik, Sekar Tandjung Bawa Pengurus Golkar Solo Silaturahmi ke DPD PKS Solo
"Jadi 11-12 dengan yang disampaikan Pak Daryono dan itu jadi keinginan kami dan iy jadi keinginan dari konstituen kami ya sekarang kami menunggu apa yang dikeluarkan nanti pada tanggal 15 Juni kalau memang betul-betul akan diumumkan," imbuhnya.
Senada dengan Daryono, Sekar Tandjung juga menerangkan bahwa partainya telah menyiapkan banyak langkah untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada.
"Tetapi kami juga telah menyusun beberapa langkah, komunikasi, berdiskusi antara rekan-rekan sekalian untuk menyiapkan bilamana skenario ini jadinya tertutup. Tapi posisi kami tetap menginginkan, dan insyaallah akan memperjuangkan juga agar tetap menjadi sistem proposional terbuka," terang perempuan berusia 26 tahun itu.
Namun secara pribadi Sekar Tandjung berharap agar Pemilu 2024 tidak menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat, termasuk bila ada perubahan sistem dalam waktu mendadak.
"Kalau menurut saya secara pribadi bilamana saat ini kita sudah sangat dekat dengan pemilu tiba-tiba mengganti sistem itu akan kekhawatiran kami nanti justru akan menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat," tegas Sekar Tandjung.
"Jadi harapannya tetap menjadi proposional terbuka sehingga apa yang sudah menjadi aturan kita bisa mengikuti itu," pungkasnya.
(*)