Pendaki Tewas di Gunung Lawu

Sebelum Tewas, Mahasiswi Undip yang Daki Gunung Lawu Sempat Diberi Obat, Kondisi Tak Membaik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Isak tangis keluarga dan teman-teman korban pecah di Puskesmas Jenawi, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Minggu (15/6/2023).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Anindita Syafa N.K (20), mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang tewas saat mendaki Gunung Lawu ternyata sempat mendapatkan pertolongan dan diberi obat sebelum menemui ajalnya.

Melihat kondisi korban yang tidak sehat, korban sempat diberi obat oleh temannya.

Namun, kondisinya semakin memburuk hingga meninggal dunia.

"Kalau keterangan saksi mau makan, siang juga mau makan, paginya juga sarapan," kata Kapolsek Jenawi, AKP Sudirman, saat dihubungi TribunSolo.com, Senin (26/6/2023) pagi.

"Korban juga sempat mendapat pertolongan, dikasih obat, dapat bantuan oksigen dari relawan, kondisi badannya semakin memburuk dan tidak tertolong," terangnya.

Sebelumnya, Anindita sempat mengeluhkan tidak enak badan usai bermalam di pos 4.

Menurutnya, rombongan pendaki yang terdiri dari 17 orang tersebut mulai mendaki pada Sabtu (24/6/2023) pukul 07.00 WIB.

Saat berangkat, korban masih dalam kondisi sehat.

Baca juga: Jenazah Anindita, Pendaki Undip Yang Tewas di Gunung Lawu, Dipulangkan ke Semarang 

Baca juga: Sampai di Puskesmas Jenawi, Tangis Keluarga dan Teman Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu Pecah

Rombongan kemudian sampai di pos 5 sekitar pukul 18.00 WIB, kemudian memutuskan untuk bermalam disana.

Baru keesokan harinya, korban mengeluhkan tidak enak badan.

"Sampai di Gupak Menjangan, itu diatas pos 5 semuanya kumpul disitu, bermalam disitu," kata AKP Sudirman, Senin (26/6/2023).

"Paginya itu mau berangkat pagi dia kok merasa badan tidak enak, akhirnya tidak naik, dan ditemani oleh temannya satu disitu," imbuhnya.

Menurut AKP Sudirman, nafsu makan korban normal, dan mau masih mau makan pada pagi harinya sebelum meninggal dunia.

"Meninggal karena hipotermia, karena semalaman disitu diatas puncak pos 5 mungkin dingin sekali, kondisi dia menurun," imbuhnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan luka penganiayaan.

Keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah, dan jenazah dipulangkan ke Semarang pada Minggu (25/6/2023).

(*)

Berita Terkini