Berita Sragen

Fosil Alat Tulang Usia Ratusan Ribu Tahun Ditemukan di Sragen, Dulu Fungsinya untuk Menyayat Daging

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fosil alat tulang ciptaan manusia purba yang ditemukan di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Selasa (8/8/2023).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Temuan fosil alat tulang di Sragen menjadi hal menarik untuk diulas. 

Alat tersebut diperkirakan ada 500 hingga 800 tahun lalu. 

Fosil alat tulang itu dahulu digunakan manusia purba untuk menyayat daging. 

Temuan fosil ini di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, alat tulang adalah alat yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. 

Bentuk alat tulang yakni sebagian tulang utuh dan pada bagian tengah berbentuk miring dan pangkalnya runcing.

Dengan temuan tersebut, manusia modern saat ini bisa mendapatkan gambaran bagaimana peradaban manusia purba di wilayah Sangiran.

Ahli Paleontologi, Agus Tri Hascaryo mengatakan alat tulang tersebut merupakan produk kebudayaan dari kehidupan manusia purba. 

"Iya (dengan temuan alat tulang) ada peradaban-peradaban disini, berupa budaya membuat alat tulang," katanya kepada TribunSolo.com.

Menurutnya, untuk membuat satu alat tulang tidak sembarangan dan menggunakan teknik khusus. 

Dimana, tulang yang berbentuk runcing dibentuk dengan cara disayat.

Baca juga: Setelah Fosil Gading Gajah Purba, Ditemukan Alat Tulang Ciptaan Manusia Purba di Manyarejo Sragen

Untuk menyayat tulang, manusia purba harus mengurangi kadar air terlebih dahulu. 

Jika kadar air sudah berkurang, maka tulang tersebut bisa disayat.

"Untuk menyayat tulang, harus dikurangi kadar airnya, salah satunya dengan dijemur, setelah kering, mereka tahu, biasanya kalau kita praktik kita pukul, kalau dulu nggak tahu," jelasnya. 

"Semakin berkurang kadar air, maka suaranya akan lebih nyaring, setelah umur berapa gitu, baru mudah disayat," tambahnya.

Agus menambahkan manusia purba tidak memakai sembarang tulang untuk membuat alat tulang. 

Biasanya manusia purba menggunakan tulang panjang kijang. 

"Dan dia memilih, tidak semua hewan dipakai, kalau ini memakai tulang panjang bagian paha kijang," ujarnya. 

Alat panjang itu digunakan manusia purba untuk menyayat daging atau mencari umbi-umbian. 

Menurut Agus, dengan temuan fosil tersebut membuktikan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia di Sangiran sudah lebih maju. 

"Artinya kita memberikan pendidikan buat adik-adik kita, kita harus bangga, dengan ini, bukti bahwa bangsa Indonesia dulu nenek moyang kita itu pintar, pada 500 ribu hingga 800 ribu tahun lalu," pungkasnya. (*)

Berita Terkini