Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Serunya aktivitas puluhan anak berkebutuhan khusus Middle Years Programme and High School (MYP HS) Al Firdaus Sukoharjo saat ikuti kegiatan life skills outing class, Senin (16/10/2023).
Anak pada umumnya mungkin tidak menyadari berapa banyak keterampilan yang digunakan secara teratur saat menjalani kehidupan sehari-hari.
Mulai dari makan, berpakaian, mengendarai sepeda, atau menjaga kebersihan pribadi.
Baca juga: Siswa PYP EY Al Firdaus Surakarta Gelar KBM Maulid Nabi Muhammad dengan Berkeliling Kota Solo
Tetapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus, keterampilan hidup ini mungkin lebih sulit dikuasai karena ketidakmampuan kognitif atau perkembangan mereka.
Tak berhenti sampai disana, dimasa depan anak berkebutuhan khusus juga harus bisa hidup mandiri selayaknya anak yang nantinya bisa mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga untuk memastikan mereka dapat hidup layak, kurikulum pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus harus disesuaikan dengan mengajarkan keterampilan hidup yang berguna untuk kehidupannya sehari-hari.
Seperti yang dilakukan oleh MYP High School Al Firdaus Sukoharjo kepada 27 anak didiknya yang duduk di kelas 7 hingga kelas 12 yang menggelar aktivitas life skills ini untuk anak berkebutuhan khusus atau anak inklusi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Inklusi MYP HS Al Firdaus, Wasithotul Mishriyah kepada TribunSolo.com di sela-sela kegiatan tersebut.
Ia mengungkapkan jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan belajar untuk anak berkebutuhan khusus atau anak inklusi yang dilakukan di luar kelas.
"Untuk kali ini kita mengajarkan anak-anak untuk life skill khususnya memasak di dunia industri secara langsung," jelasnya.
"Karena ini untuk memberikan pengalaman memasak langsung kepada anak-anak setelah sebelumnya kita perkenalkan di sekolah," paparnya.
Tenaga pendidik yang akrab disapa Mishriyah ini menjelaskan, jika hal serupa juga di ajarkan saat pembelajaran di lingkungan sekolah mulai dari memasak, desain, membatik, tata rias, hingga berkebun.
Namun secara khusus kegiatan itu untuk memberikan pemahaman secara langsung kepada anak-anak tentang industri yang bermanfaat sebagai pengalaman mereka untuk ke depannya.
"Jika di sekolah kita sudah mengenalkan mulai bahan-bahan dasar, sedangkan hari ini kita melakukan praktek secara langsung selayaknya di industri, mulai pemilihan dari bahan baku, cara mengolah hingga pengemasan produk siap jual," tambahnya.
Memanfaatkan kesempatan itu, untuk memberikan gambaran Kota Surakarta kepada para siswanya, sekolah juga melakukan outing class dengan mengunjungi sejumlah beberapa tempat yang cukup terkenal di Kota Surakarta.
"Jadi outing class hari ini, selain untuk life skill juga untuk menunjukkan secara langsung kepada anak-anak tentang bangunan apa saja yang ada di Solo, seperti bangunan Loji Gandrung, Balaikota dan Masjid Siti Aisyah di Stadion Manahan."
"Kita harapkan anak-anak bisa mengenal bangunan-bangunan penting yang menjadi destinasi di Surakarta yang tak hanya dikenal oleh warga di Surakarta namun juga dari luar daerah yang beramai-ramai mengunjungi tempat tersebut," tegasnya.
Ia juga berharap, para siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan lebih mudah dengan melihat secara langsung kondisi di lapangkan.
"Harapan kita anak-anak tidak hanya happy dengan pembelajaran ini, tapi juga mendapat ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari."
"Karena pada dasarnya belajar bisa dilakukan di luar kelas, dan yang paling penting dari itu semua adalah dengan pembelajaran yang menyenangkan akan berkesan sehingga ilmu yang mereka dapat akan membekas," pungkasnya.
Dari pantauan TribunSolo.com di lokasi anak-anak inklusi MYP HS Al Firdaus Sukoharjo sangat antusias.
Nampak anak-anak bahagia mendapatkan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan sehingga mereka bersemangat.
Meski awal mula mereka terlihat canggung ditengah-tengah lingkungan yang baru, namun lambat laun setelah bisa menyesuaikan diri, mereka nampak menikmati dan bisa mengikuti setiap instruksi yang diberikan dengan baik.
Itu terlihat dari ekspresi wajah yang ceria dan penuh canda dan tawa.
Seperti saat mereka melakukan cooking class di Ganep Tradisi Solo, Kecamatan Banjarsari, Surakarta.
Baca juga: PYP Al Firdaus Gelar Three Ways Conference, Jelaskan Pentingnya Peran Orang Tua Agar Anak Jadi Hebat
Total ada 4 jenis roti yang mereka buat, mulai dari roti cokelat, roti pisang, roti kacang hingga roti bertabur manisan pepaya.
Bahkan mereka nampak semakin antusias saat melihat lebih dekat proses pembuatan roti, pengemasan hingga roti dipajang di etalase toko.
Silih berganti mereka mengajukan pertanyaan tentang cara membuat roti yang benar.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan di Ganep Tradisi Solo, anak-anak dibagikan roti yang tadi mereka buat untuk dimakan bersama-sama. (*)