Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Piala Dunia U17

Perbaikan Lapangan Blulukan Karanganyar untuk Piala Dunia U-17 Resahkan Warga & PKL, Ini Sebabnya!

Camat Colomadu, Dwi Adi mengatakan setidaknya ada tiga masalah yang muncul saat perbaikan lapangan tersebut.

TribunSolo.com / Mardon Widiyanto
Proses perbaikan rumput lapangan Blulukan Karanganyar yang akan dipakai sebagai salah satu lapangan latihan kontestas Piala Dunia U-17. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Perbaikan Lapangan Blulukan di Karanganyar untuk venue Piala Dunia U17 menimbulkan keresahan bagi pedagang kaki lima (PKL) dan warga sekitar.

Camat Colomadu, Dwi Adi mengatakan setidaknya ada tiga masalah yang muncul saat perbaikan lapangan tersebut.

"Persiapan lapangan itu untuk latihan piala dunia U-17 dilakukan dengan pembangunan yang dilakukan Kemenpora RI dan ini ada sedikit kendala-kendalanya," kata Dwi, Kamis, (26/10/2023).

Dwi mengatakan masalah pertama yaitu soal relokasi PKL yang masih belum jelas.

Dijelaskan, selama Piala Dunia U-17 berlangsung kondisi sekitar lapangan harus bersih alias steril.

Sedangkan 20 PKL di lapangan desa Blulukan ini kebingungan karena belum ada kepastian akan nasib mereka selanjutnya.

"Hari ini sudah dirapatkan di Balai Desa Blulukan semua pihak didatangkan untuk membahas ini semua," ucap Dwi.

Dia menuturkan tak ada kompesasi untuk mereka dari Kemenpora RI, karena asumsi mereka desa tersebut akan dibangunkan tempat yang notabene standar internasional dan diserahkan ke desa nantinya.

Hal ini membuat terjadi perbedaan pandangan, karena lapangan tersebut disewakan ke AT Farmasi dan karenanya warga meminta kompensasi.

"Prepsektif yang muncul yaitu menggunakan AT Farmasi yang menerima kompensasi Pemdes sehingga masyarakat menuntut kompesasi karena tidak merasakan pemanfaatan sepenuhnya," tutur dia.

"Namun dari Kemenpora ternyata lapangan itu disewakan pihak ketiga, tahunya milik desa dibangun dan bangunan diserahkan ke desa tapi malah minta kompensasi, jadi ada perbedaan yang harus diluruskan dan untuk keputusannya menunggu hasil rapat," ungkap dia.

Kemudian pada masalah kedua, masyarakat di sekitar merasa terganggu dengan perbaikan lapangan tersebut.

Sedangkan pada masalah ketiga, tiang pancang lampu lapangan di sebelah timur itu titik cornya jatuh di bahu jalan kampung, sehingga memakan bahu jalan desa.

"Masyarakat meminta kompesasi juga karena merasa terganggu dan penbangunan lapangan ini memakan bahu jalan," pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved