Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Harga kedelai saat ini sedang mahal.
Harga kedelai menyentuh Rp 12.500 sampai Rp 12.750 per kilogram.
Itu bukan menjadi satu-satunya kondisi yang dihadapi para penjual tahu tempe di Sragen, khususnya di Pasar Bunder Sragen.
Mereka juga harus menghadapi kenaikan harga daun pembungkus.
Para pedagang biasanya menggunakan daun jati atau daun pisang sebagai pembungkus produk jualan mereka.
"Daunnya juga mahal sekarang, daun jati mahal, daun pisangnya juga mahal," terang penjual tahu tempe, Sukini, Jumat (27/10/2023).
Baca juga: Curhat Penjual Tahu Tempe Sragen saat Harga Kedelai Mahal : Tak Naikkan Harga, Takut Pembeli Kabur
Kondisi tersebut pun membuat sejumlah penjual tahu tempe memutar otak untuk beradaptasi dengan harga itu.
Termasuk, Sukini.
Dia memilih mengurangi isi tempe dibanding biasanya.
Perempuan 60 tahun tersebut saat ini pun memilih tidak menaikkan harga.
"Isinya dikurangi sedikit, karena sekarang semuanya mahal," jelas dia.
"Untuk dinaikkan harganya tidak laku nanti, tidak ada yang mau beli," jelas Sukini.
Baca juga: Cerita Tentang Produsen Batu Bata di Sragen, Terbantu Musim Kemarau, Proses Produksi Lebih Cepat
Satu tempe kemasan sedang ia jual Rp 5.000, sedangkan tempe satuan ia jual Rp 9.000 isi 10 buah.
Tidak menaikkan harga produk tempe tahu juga dilakukan penjual, Eni Lestiningsih.
Perempuan 53 tahun juga takut andai dirinya menaikkan harga jual, para pembelinya bisa kabur.
Namun, dirinya berusaha tidak mengurangi ukuran tahu tempe yang dijual olehnya.
"Kalau penjualan saya biasa, tapi tetap ya untungnya berkurang sedikit, ukurannya tidak saya kurangi, masih biasa," ujar dia.
"Kalau nanti dikurangi, pembeli tidak ada, kalau harga sama," tambahnya.
Eni menjual tahu dengan rentang harga Rp 3.000 hingga Rp 6.000 per kemasan.
(*)