Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Seorang bapak dan anak ditemukan tinggal di gubuk reyot tengah kebun jati di perbatasan Desa Mlese, Kecamatan Ceper dengan Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten.
Bapak bernama Faste Dwi Rohmantyawan alias Iwan (41), dan anaknya, Muhammad Ash Shoffani (12) tinggal disana kurang lebih selama empat bulan terakhir.
Bhabinkamtibmas Desa Mlese, Polsek Ceper, Briptu Bima Jati Gunaryo mengatakan, temuan itu dilaporkan kepadanya dari satpam pabrik yang bersebelahan dengan kebun pohon jati itu.
“Awalnya di Desa Mlese saya buat grup sekuriti. Kemudian pada saat itu ada sekuriti malam-malam keliling mengontrol bangunan sekitar pabrik. Saat patroli itu saya mendapati tempat tinggal bapak dan anak di tengah kebun serta kondisinya tidak layak. Kemudian disampaikan ke grup,” ujar Bima kepada TribunSolo.com.
Bima lalu mengecek ke lokasi, ia bertemu dengan Iwan guna mengetahui keadaannya.
Selain itu, dia juga mendapat informasi dari warga sekitar.
"Awalnya si bapak pernah kerja dekat sana dan mengekos, lalu setelah kena PHK belum dapat kerja lagi dia diminta keluar. Sehingga tidak ada tempat tinggal lagi," ucapnya.
Baca juga: Hati-hati, Jika Keluar dari Exit Tol Solo-Jogja di Ceper Klaten, 200 Meter Jalan Cornya Belum Keras
Kemudian ia bersama dengan Babinsa dan perwakilan perangkat desa mengevakuasi keluarga tersebut pada Selasa (19/12/2023).
"Sementara kita evakuasi tinggal di kos," ungkapnya.
Iwan di KTP tercatat sebagai warga Jogonalan, namun pria tersebut berasal dari Kudus.
Sementara itu, Iwan yang sudah di evakuasi saat ditemui mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu. Berkat bantuan tersebut kini sang putra bisa tinggal di tempat layak.
“Alhamdulillah masih ada orang-orang baik yang membantu kami. Sangat senang dan bahagia. Ini memotivasi saya untuk tetap berjuang lagi agar bisa mandiri membesarkan anak,” ucap Iwan.
Usai menempati kos, Iwan langsung segera mencari pekerjaan kembali.
Dirinya juga memiliki rencana ingin menggeluti usaha kuliner untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Iwan mengatakan, bila dirinya tidak ingin menggantungkan hidupnya pada bantuan orang lain. (*)