TRIBUNSOLO.COM - Penyakit hernia biasanya diartikan sebagai benjolan yang muncul akibat keluarnya organ dalam tubuh melalui jaringan di sekitarnya yang melemah.
Namun, penyakit hernia yang terjadi pada orang dewasa berbeda dengan hernia yang dialami anak-anak maupun bayi.
Dokter spesialis bedah anak Rumah Sakit JIH Solo, dr. Ibnu Sina Ibrohim, Sp. BA menjelaskan perbedaannya tersebut.
Baca juga: Ini Tips Dokter RS JIH Solo untuk Mencegah Sakit Ginjal di Usia Muda : Perhatikan Pola Hidup!
"Hernia pada anak dan dewasa itu berbeda. Kalau pada dewasa hernia terjadi karena ada kelemahan pada area-area tertentu pada tubuhnya,"
"Sedangkan pada anak atau bayi, karena memang secara kongenital atau bawaan tidak menutup, jadi bukan karena kelemahan anggota tubuh tertentu, sehingga dalam terapi dan pendekatan operasinya juga berbeda," ujar dr. Ibnu Sina Ibrohim, Sp. BA kepada TribunSolo.com, Rabu 28 Februari 2024.
dr. Ibnu Sina Ibrohim, Sp. BA lantas menjelaskan ciri-ciri hernia yang dialami pada anak ataupun bayi.
"Pada anak maupun pada bayi tanda-tanda paling gampang bisa kita temui hernia itu adalah, adanya sebuah penonjolan di area-area tertentu misalnya pada pusar, selangkangan, pusar atau buah zakar pada laki-laki," jelasnya.
Ketika ditanya apakah hernia pada bayi dan anak berbahaya?
Baca juga: Dokter Spesialis THT-KL RS JIH Solo Jelaskan Sejumlah Penyebab Sinusitis
dr. Ibnu Sina Ibrohim, Sp. BA membeberkan, apabila benjolan masih hilang timbul, keluar masuk, hernia tersebut tidak berbahaya.
"Yang menjadi berbahaya ketika benjolannya itu tidak hilang timbul, terus menerus, menetap dan menimbulkan tanda-tanda berbahaya seperti misalnya anaknya rewel, tidak bisa diajak ngobrol, nangis terus, perut kembung sampai muntah, makanan yang masuk tidak bisa masuk, tidak bisa BAB, tidak bisa kentut, termasuk area benjol muncul tanda-tanda kemerahan, itu sudah termasuk berbahaya," urainya.
Mengenai penanganan hernia pada bayi dan anak, bisa dilakukan dengan cara operasi konvensional atau minimal invasif.
"Untuk penanganannya, bisa secara operasi yang konvensional itu dengan operasi biasa dengan dilakukan irisan, area yang tidak tertutup kita tutup, kemudian ususnya dimasukkan kemudian ditutup, sudah selesai,"
"Namun sekarang dengan perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran yang semakin maju, kita bisa melakukan operasi yang minimal invasif jadi dengan menggunakan teknik laparoskopi. Jadi kamera dimasukkan ke dalam perut lewat pusar, kamera masuk bisa dilihat area mana yang perlu ditutup,"
"Operasi tersebut lebih kecil sayatan dan irisannya, secara kosmetik jauh lebih baik, dari keamanan jauh lebih aman, dan recovery-nya jauh lebih cepat dari yang operasi konvensional," papar dr. Ibnu Sina Ibrohim, Sp. BA.
Baca juga: Diet Sehat Vs Diet Cepat, Mana yang Lebih Baik? Simak Penjelasan dari Dokter Spesialis Gizi JIH Solo
Lebih lanjut soal pencegahan hernia, pada orang dewasa bisa dengan cara menghindari aktivitas berat seperti angkat berat dan jangan berlebihan menggunakan tekanan perut.
Namun pada anak, karena sifatnya bawaan dan tak bisa dihindari, maka jika memang pada anak muncul tanda-tanda hernia, orangtua harus sigap membawa ke faskes terdekat ke dokter anak atau pun ke bedah anak.
(*/adv)