Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto Nugroho
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Belasan emak-emak bersama sejumlah warga yang mengatasnamakan Warga Solo Raya berdemo di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo, Jumat (15/3/2024) siang.
Aksi demo tersebut dimulai dengan longmarch dari Perempatan Fajar Indah Karanganyar menuju Kantor DPRD Solo.
Sesampainya di depan gerbang kantor DPRD Solo, para emak-emak yang membawa alat masak seperti panci, piring, sendok dan lain-lainnya itu menyuarakan aspirasinya.
Baca juga: Pasar Murah Digelar di Solo, Gibran Berharap Bisa Stabilkan Harga di Bulan Ramadan
Tak hanya itu saja, tampak juga beberapa warga yang juga membawa replika bentuk keranda dan pocong yang ditempel gambar Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Koordinator Aksi, Abi Ibrahim Hasmi mengatakan, aksi ini merupakan bentuk tuntutan agar dugaan kecurangan pemilu segera bisa diusut melalui hak angket di tingkat DPR RI.
Dalam aksi tersebut peserta demo juga membakar ban bekas tepat di depan gerbang masuk kantor DPRD Solo.
"Sebenarnya kita seperti aksi yang ada di beberapa tempat di Indonesia tentang kecurangan pemilu, tentang masalah hak angket yang kita gulirkan. Kita akan tuntut semua di situ," ujar Abi saat ditemui di sela aksi.
Baca juga: Ratusan Warga Kemuning Demo di Depan Kantor Bupati, Minta Eksploitasi Kebun Teh Dihentikan
Abi menambahkan peserta aksi ini dari berbagai elemen masyarakat baik perwakilan buruh, mahasiswa, pendukung paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Abi juga menyoroti terkait adanya dugaan kecurangan termasuk saat majunya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pemilu 2024.
"Tuntutan yang pasti tentang kecurangan pemilu yang kita lihat bahwa pemilu sudah tidak karu-karuan dan penegakan demokrasi. Karena seperti yang kita lihat bahwa demokrasi telah diinjak-injak nggak karu-karuan. Kita bisa lihat tentang kenaikan Gibran dan segala macam. Semua bisa diatur oleh mereka, jadi hukum adalah milik mereka bukan milik rakyat lagi," sambungnya.
Sementara itu terkait adanya aksi membawa replika keranda dan jenazah bergambar Jokowi.
Abi menyebut itu sebagai gambaran matinya demokrasi.
"Ini artinya kematian demokrasi. Bahwa demokrasi di negara kita sudah hilang, sudah hancur, sudah habis," pungkasnya.
(*)