TRIBUNSOLO.COM - Koalisi Perubahan yang mendukung capres dan cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar diprediksi bakal bubar usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan sengketa Pilpres yang diajukan Anies-Muhaimin.
Nasib yang sama pun bisa menimpa koalisi kerja sama PDI Perjuangan, PPP, Partai Perindo dan Partai Hanura yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Analisis itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga.
Baca juga: 4 Partai di Boyolali Intens Berkomunikasi, Niat Buat Koalisi Lawan PDIP di Pilbup 2024
Dia meyakini PKB dan Partai NasDem di Koalisi Perubahan akan bergabung di Koalisi Indonesia Maju pendukung Parbowo Gibran.
Menurutnya PKB dan NasDem lebih memikirkan keuntungan politik dalam lima tahun ke depan, dibanding harus berseberangan dengan pemerintah.
Apalagi saat ini KIM masih membuka pintu bagi partai lain yang ingin bergabung dan mendukung pemerintahan selanjutnya.
Jika PKB dan NasDem bergabung ke kubu Prabowo-Gibran, hal itu akan membuat tensi politik mereda dan memperkuat stabilitas nasional dalam mendukung program pemerintah selanjutnya.
Baca juga: Prediksi Demokrat soal Pilkada Wonogiri 2024, Sangat Cair, 1 Bulan Lagi Koalisi Mengerucut
"Koalisi Perubahan berpeluang bubar bila putusan MK menolak gugatan paslon 01 dan 03. PKB dan NasDem tampaknya akan bergabung ke KIM untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka," ujar Jamiluddin, dikutip dari Kompas.com, Senin (8/4/2024).
Sementara soal sikap politik PKS, dia menilai tetap akan berada di luar pemerintah bersama PDI Perjuangan.
Dua partai itu kata dia memiliki ideologis, sehingga akan lebih menunjukkan sikap agresif dan aktif bila menjadi oposisi.
Pasalnya, peran oposisi tetap diperlukan dalam sebuah negara.
"Tanpa oposisi yang kuat, tentu check and balances akan melemah. Hal ini akan menjadi peringatan dini bagi meredupnya demokrasi di Indonesia," ujarnya.
(*)