Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ketua Takmir Masjid Agung Madaniyah Karanganyar sekaligus Mantan Bupati Karanganyar Juliyatmono menjadi Khotib dalam Salat Idul Adha tahun 1445 H / 2024 M, Senin (17/6/2024).
Dalam isi Khotibnya, Juliyatmono menyebutkan ada nilai-nilai baik dalam setiap peringatan Idul Adha.
Dia menyampaikan, hampir 160 negara yang warganya menunaikan Ibadah Haji di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi.
"NKRI sendiri memberangkatkan hampir 241 ribu orang yang menunaikan haji di sana," kata Juliyatmono.
Juliyatmono mengatakan mereka yang salah satunya warga Karanganyar yang menunaikan ibadah haji di sana sebagai wujud ketaatan mereka terhadap Rukun Islam.
Dia mendoakan mereka yang menunaikan sebagai Haji yang Mabrur.
"Semoga, beliau yang menunaikan ibadah haji diterima Allah SWT agar menjadi haji yang Mabrur," ungkap dia.
Baca juga: Momen Presiden Jokowi dan Pj Gubernur Nana Sudjana Salat Idul Adha dan Kurban di Semarang Jateng
Kemudian, dia mengatakan Idul Adha mengandung beberapa hikmah.
1. Keteguhan Iman
Hikmah yang dimaksud yaitu Keteguhan imam serta keyakinan akan kebenarannya.
"Dalam peringatan Idul Adha ada Dialog ayah dan anak (Nabi Ibrahim dan Ismael), nilai persatuan dan sifat kemanusiaan," ungkap dia.
Ia menjelaskan, dalam peringatan Idul Adha, juga melibatkan aspek sosial, moral dan kehidupan manusia.
Selain itu, ada pula nilai-nilai yang muncul di peringatan Idul Adha ini yaitu Nilai Kepatuhan, Nilai Pengorbanan, Nilai Sosial dan Ekonomi dan Nilai Kemanusiaan dan Empati.
"Dalam nilai Kepatuhan, nabi Ibrahim dan Ismael telah menunjukan kepatuhan yang diwujudkan Ilham mimpi sesuai dengan difirmankan di Al Qur'an. Maka tak kala umur yang sanggup, inilah teladan menunaikan perintah Allah, ini bentuk loyalitas kepada Allah SWT serta anak ke orangtuannya," kata Juliyatmono.
2. Bernilai Keberanian
Ia menjelaskan, nilai kedua yaitu nilai pengorbanan yaitu adannya nilai keberanian bertakwa Nabi Ibrahim kepada Allah SWT untuk mengikuti perintah yang sangat berat.
Perintah yang dinilai berat itu yaitu mengorbankan anaknya Ismael.
"Kisah mereka menunjukan nilai keberanian bertakwa dengan Allah karena Nabi Ibrahim mau mengikuti perintah yang sangat berat karena mau mengorbankan anaknya Ismael, sehingga Allah SWT menggantinya dengan hewan lain untuk menjadi kurban," ucap dia.
3. Bernilai Sosial dan Ekonomi
Ia menjelaskan nilai yang ketiga yaitu sosial dan ekonomi, yaitu penyembelihan hewan kurban mengikat nilai sosial, dan menghapuskan sekat-sekat sosial, daging kurban dibagikan ke semua orang.
Hal ini berbeda dengan pendistribusian zakat yang hanya bisa diberikan ke 8 golongan.
"Banyak profesi yang mendapatkan imbas positif nya seperti pedagang hewan, jagal hewan, dan masyarakat," ucap dia.
4. Bernilai Empati
Lalu nilai keempat yaitu, nilai kemanusiaan dan empati yang dimana daging kurban ini didistribusikan ke masyarakat hal ini meningkatkan rasa empati saat ini.
Ia menjelaskan, rasa empati dan peduli terus curahkan umat muslim yang menolak keras aksi yang dilakukan Israel dan mendukung Palestina merdeka.
Dia mengajak kepada jemaah untuk berdoa untuk masyarakat Palestina untuk dapat berdaulat dari penjajahan yang dialaminya.
"Mari kita bersama-sama dan berdoa serta Istiqomah kepada Allah SWT di Idul Adha tahun ini," pungkas dia. (*)