"Sampai disana kan tidak main, terus pulang. Tapi yang lima cabor lain tetap bermain. Mungkin karena miskomunikasi antara penyelenggara dan Pengprovnya," ujarnya.
Atas polemik itu, menurut dia sebelumnya pihak Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri sudah meminta maaf ke seluruh cabor usai tak mendaftarkan seluruh kontingen.
3. Dinas Minta MaafÂ
Eko menyebut Disporapar Wonogiri telah melakukan lobi-lobi ke Disporapar Jateng dan Pengprov masing-masing cabor dengan hasil akhir tetap bisa berangkat meski bukan peserta resmi, dengan catatan tak bisa menuntut medali.
Disporapar Wonogiri, kata dia, sudah memberitahukan keputusan itu kepada seluruh cabor, termasuk kepada atlet dan orang tuanya.
"Untuk wushu dan silat sudah. Saya yakin (cabor lain) sudah menyampaikan lewat cabornya masing-masing. Saat rakor di aula sudah disampaikan Pak Kepala Disporapar, bahkan merasa bersalah dan minta maaf pada cabor-cabor," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, atlet Wonogiri hanya menjadi penggembira pada Pekan POPDA jenjang SD/SMP tingkat Jateng karena tidak terdaftar sebagai peserta resmi.
Hal itu terjadi lantaran seorang operator di Disporapar Wonogiri tak menginput data peserta POPDA ke sistem pendaftaran.
Akibatnya, para atlet itu tak terdaftar sebagai peserta resmi. Meski demikian, sebagian atlet tetap berangkat dan bisa bertanding tapi harus rela bisa mendapat sertifikat atau medali.
(*)