Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kepala SMP N 7 Surakarta Herni Budiati mengakui penagihan iuran wisuda melibatkan wali kelas. Ia berdalih pihak orang tua murid tidak mampu menagih sendiri iuran ini.
“Orang tua minta dibantu wali kelas. Karena koordinasinya mereka kesulitan kalau harus datang tiap hari ke sekolah,” ungkapnya saat ditemui di halaman SMP N 7 Surakarta.
Baca juga: Orang Tua Siswa Ditagih Iuran Pengadaan Kipas Angin, Wali Kota Solo : Tidak Boleh
Wali Kota Solo Respati Ardi menegaskan agar hal semacam ini tak boleh terjadi lagi. Ia pun telah melarang adanya iuran wisuda di 28 SMP se-Kota Solo.
“Malah merepotkan guru-guru. Ora bener (Wali Kelas terlibat penagihan). Jangan melibatkan guru untuk nagihi. Saya nggak mau guru-guru nagihi,” ungkapnya.
Wali Kota Solo Respati Ardi melakukan inspeksi mendadak di SMP N 7 Surakarta, Selasa (6/5/2025). Di kesempatan itu, ia meminta semua iuran yang sudah masuk untuk wisuda dikembalikan.
Langkah ini ia lakukan setelah sejumlah orang tua murid keberatan membayar iuran untuk keperluan wisuda. Di SMP N 7 Surakarta sendiri sudah ada 73 dari total 257 siswa yang membayar sebanyak Rp 280 ribu.
“Saya seminggu sekali buka Lapor Mas Wali saya pelajari semua. Dalam minggu ini top nomor 1 keberatan orang tua acara wisuda. Itulah sebabnya saya sidak di sini,” ungkapnya.
Baca juga: Larang Iuran Wajib, Wali Kota Solo Minta Kembalikan Iuran Wisuda 28 SMP di Kota Solo
Ia pun memberi alternatif jika para orang tua siswa menginginkan tetap mengadakan semacam perpisahan, mereka bisa menggandeng sponsor untuk pembiayaan.
“Untuk menjembatani Wali Murid apabila tetap dilaksanakan bisa membuka sponsor atau melibatkan swasta,” jelasnya.
(*)