Kader PDIP Solo Pindah ke PSI

Tanggapi 3 Kader PDIP Solo Membelot ke PSI, FX Rudy : Mereka Bermasalah Semua

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi adanya tiga kader partainya yang membelot ke PSI.

Ditemui di kediamannya, FX Rudy, sapaannya menegaskan bahwa hal seperti itu lumrah dalam dunia politik.

Namun mantan Wali Kota Solo tersebut menegaskan bahwa dirinya tak mempermasalahkan adanya kader PDIP yang membelot.

FX Rudy menambahkan bahwa kader-kader yang membelot tersebut bukan merupakan kader PDIP asli.

"Itulah yang namanya PDI Perjuangan, jadi mulai dari PDI sampai PDI Perjuangan. Kalau orang yang dari PDI jadi PDI Perjuangan, pasti tidak akan berpindah partai politik.Karena paham betul tentang ideologi partai ," tegas FX Rudy, Senin (11/8/2025) sore.

Sementara terkait ketiga sosok yang membelot tersebut yakni Ginda Ferachtriawan, Wawanto dan Dyah Retno Pratiwi. FX Rudy menegaskan bahwa ketiganya tidak memahami betul ideologi PDIP.

"Perkara mereka sekarang mengundurkan diri atau dipecat, karena dia lahir sebelum 73 (fusi partai 6 partai menjadi PDIP). Dari situlah kalau orang yang berkiprah dari situ, dibunuh pun tetap PDI Perjuangan," lanjutnya.

Menurut FX Rudy, langkah ketiga mantan anak buahnya tersebut berpindah partai karena menginginkan jabatan tertentu.

"Sehingga kalau yang seperti itu, dia tujuan utamanya adalah bagaimana bisa meraih sesuatu di sebuah organisasi partai politik," kata FX Rudy.

ALASAN KELUAR PDIP. Ginda Ferachtriawan saat ditemui Tribun Solo di ruang kerjanya di Solo, Senin (11/8/2025). Ginda ungkap alasan keluar dari PDIP dan bergabung dengan PSI. (Tribun Solo / Mardon Widiyanto)

Di momen yang sama, FX Rudy pun menguliti satu persatu ketiga mantan kader PDIP Solo yang membelot tersebut.

Menurut FX Rudy, sosok Ginda bukanlah siapa-siapa tanpa ada sosok sang ayah di belakangnya. Bahkan masuknya Ginda sebagai kader PDIP Solo tak lain karena mendiang ayahnya.

"Ginda itu dulu juga bukan siapa-siapa. Itu hanya kita memberi penghargaan pada ayahnya saja, pak Satrio yang kena kasus korupsi terus dia sama pak Teguh dicalonkan menjadi anggota DPRD kan 2 kali dia. Itu saja," urainya.

FX Rudy pun menegaskan bahwa dirinya tak pernah khawatir dengan dinamika adanya kader keluar dari PDIP.

"Mbak Mega saja sudah menyampaikan kalau ada yang nggak suka dengan PDI Perjuangan silahkan out, keluar. Apalagi melanggar aturan-aturan dari partai itu sendiri. Perintah ketua umum tidak dilaksanakan itu sama saja pengkhianatan," imbuh Rudy.

Ketiga sosok tersebut dikatakan FX Rudy tidak pernah menjabat petinggi struktural di DPC PDIP selama menjadi kader.

"Jadi anggota partai saja, belum, DPC belum. PAC aja sebatas pengurus dan tak pernah hadir untuk saudara Ginda. Kalau Wawanto hanya di tingkat ranting dan tidak dipilih lagi, berarti kan tidak punya integritas dan kredibilitas. Sama, Dyah itu juga sama bukan siapa-siapa. Dia kita jadikan anggota DPRD itu saya yang menyelesaikan segala sesuatunya," jelasnya.

"Dan itulah orang yang tidak tahu diri bagi saya," sebut FX Rudy.

PINDAH KE PSI - Mantan anggota DPRD Kota Solo dari PDI Perjuangan (PDIP), Wawanto saat ditemui Senin (11/8/2025). Ia menyatakan telah bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sejak 8 Agustus 2025 lalu. (TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto)

Untuk surat pengunduran diri dari ketiganya diakui FX Rudy telah dikirim ke dirinya dan telah ia teruskan ke DPP PDIP untuk diproses.

"Surat pemecatan sudah kita kirim ke DPP partai," katanya.

Baca juga: 3 Eks Kader PDIP di Solo Gabung PSI, 3 Tokoh Lain Disebut-sebut Bakal Menyusul, Siapakah Sosoknya?

Mantan pendamping Jokowi sebagai Wakil Wali Kota Solo tersebut juga mengatakan bahwa ketiga sosok itu sudah berkhianat ketika Pilkada 2024 digelar.

Dimana ketiganya lebih memilih mendukung Paslon lawan ketimbang mendukung Teguh Prakosa dan Bambang Gage yang diusung PDIP.

FX Rudy kembali menegaskan bahwa keluarnya ketiga mantan kader dan berbelok ke partai lain tak akan menggerus suara di dalam tubuh DPC PDIP Solo.

"Nggak, nggak akan menggerus. Karena satu, punya masalah semua itu," pungkasnya.

3 Mantan Kader PDIP Solo Resmi Gabung PSI

Sejumlah eks kader PDIP Solo menyeberang menjadi anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sebagai informasi, bahkan ketiga sosok tersebut pernah menduduki jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo saat masih menjadi kader partai berlambang banteng.

Tak hanya pernah menjadi anggota DPRD Solo, bahkan dua di antaranya juga sempat mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil wali kota Solo melalui penjaringan terbuka yang dilakukan oleh DPC PDIP Solo di tahun 2024 silam.

Tiga sosok tersebut antara lain Ginda Ferachtriawan, Dyah Retno Pratiwi, dan Wawanto.

Bergabungnya tiga tokoh akan menambah kekuatan PSI Solo untuk bisa berkata banyak di kancah perpolitikan kota Bengawan.

Ginda disebut Yoga telah mendaftarkan diri sebagai kader PSI jauh sebelum Kongres partai digelar di Solo tengah bulan Juli lalu.

Sementara untuk Dyah dan Wawanto disebut Yoga mendaftarkan diri melalui website resmi PSI pada Jumat (8/8/2025) sore kemarin.

Sosok FX Hadi Rudyatmo

Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo, atau yang akrab disapa FX Hadi Rudyatmo, adalah sosok politisi Indonesia yang dikenal luas karena kiprahnya sebagai Wali Kota Surakarta selama dua periode.

Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 13 Februari 1960, Rudyatmo merupakan kader senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Latar Belakang dan Pendidikan

  • SD Kanisius Surakarta (1967–1973)
  • SMP Negeri 6 Surakarta (1973–1976)
  • STM Penerbangan (1976–1979)

Meski tidak memiliki latar belakang pendidikan politik, Rudyatmo memulai kariernya sebagai tukang las dan sempat bekerja di perusahaan farmasi dan makanan PT Konimex.

Karier Politik

Perjalanan politik Rudyatmo dimulai dari akar rumput:

  • Ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya
  • Ketua LPMK Pucangsawit (1993–2006)
  • Ketua DPC PDIP Surakarta (2000–sekarang)

Ia terpilih sebagai anggota DPRD Kota Surakarta pada Pemilu 2004. Kariernya melesat saat mendampingi Joko Widodo sebagai Wakil Wali Kota Surakarta periode 2005–2010 dan 2010–2012.

Ketika Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012, Rudyatmo menggantikan posisi sebagai Wali Kota Surakarta dan dilantik pada 19 Oktober 2012. Ia kemudian terpilih kembali untuk periode 2016–2021.

Rudyatmo sempat menjadi sorotan karena dukungannya terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, yang berujung pada peringatan dari Dewan Kehormatan DPP PDIP karena dianggap melanggar disiplin partai.

Ia juga pernah diisukan akan menjabat sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara.

(*)

Berita Terkini